Hai Dear, wellcome to my Blog

Senin, 21 Januari 2013

Waktunya Pembuktian, bukan sekedar meneriakkan Emansipasi

Oleh : Nilma Yola



Dimana-mana kita lihat banyak kaum-kaum feminis yang meneriakkan kata-kata emansipasi. Hak yang sama untuk wanita. Namun, menurutku pribadi emansipasi yang seperti itu sudah basi. Jika hanya meneriakkan kata emansipasi saja percuma, semua orang hanya akan mendengar di telinga kiri lalu dilepaskan dari telinga kanan. Lebih baik saat ini, kita yang wanita ini membantu mewujudkan aplikasi dari emansipasi wanita itu sendiri, jangan hanya sekedar koar-koar saja. Studi kasusku kali ini masih daetah Plasma III di PasBar. Disana, memang sudah ada masuk sedikit pendidikan namun hanya sekedar legalitas saja. Tiap hari bangunan yang hanya berjumlah 12 buah, harus dipakai bergiliran oleh 600 siswa. Mana mungkin terfasilitasi, jika jumlah siswa meledak melebihi jumlah gedung yang tersedia. Mendapatkan pendidikan hanya 5 jam sehari sangatlah tidak cukup menurutku, aku saja yang biasanya 10 jam nonstop perhari merasakan masih banyak kekuranganku akan ilmu, apalagi mereka. Syukur-syukur jika guru yang mengajar disana memberikan ilmu memang dari hati dan sesuai dengan jalur keilmuan yang mereka punya. Jika tidak, terbayang sudah bagaimana generasi Indonesia ke depannya. Jika mereka ditakdirkan memimpin negeri ini, wallahu a’lam deh.
Suatu ketika, anak tetangga kakakku disana yang sudah menginjak kelas 2 SMP bertanya padaku. Dia melihat tulisan OFF dalam layar HP yang dia pinjam. Lantas dia bertanya, “Kak, OFF itu apap maksudnya ?”. kaget sangat aku mendengarnya, untuk seukuran kelas 2 SMP disini arti dari kata OFF saja dia tidak tahu,. Jika di bandingkan di kota Padang tempatku lebih lama berdomisili, anak PAUD saja sudah mengerti membedakan kata OFF dan ON. Katanya di sekolah dia hanya berkutat dengan teks-teks yang sudah disusun oleh tim guru, tanpa ada mendapatkan waktu untuk bisa bertanya mengenai pengetahuan baru yang sebenarnya sangat penting untuk mereka. Jadi, dalam pikirannya hanya ada kewajiban isi absen ke sekolah – istirahat – pulang dan setelah itu malala (bermain-main sekehendak hati). Kalau seperti itu terus, aku sangsi deh Indonesia bakal berubah, justru ku pikir akan semakin merosot generasi mudanya. Ayo Pemudi, lakukan Pergerakan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar