Hai Dear, wellcome to my Blog

Senin, 06 Mei 2013

“Pisang Ambon” , Buah yang harus selalu ada dalam tiap acara peringatan


Jika kita berbicara masalah simbol, mungkin keberadaan pisang ambon dalam setiap wejangan adalah salah satu contoh yang tepat yang masih dipertahankan dalam tradisi masyarakat Jorong Talaweh, Kenagarian Mungo, Kabupaten 50 Kota. Mengapa dikatakan demikian ? Karena setelah saya amati beberapa tahun terakhir, ternyata pisang ambon selalu ada dalam tiap hidangan atau wejangan yang di sediakan, baik itu dalam acara pesta kenduri, manigo hari, mengantar kolak, bertamu ke rumah mamak dan lain-lain.
Sebagian masyarakat berasumsi begini,”Andai pisang tersebut tidak diisikan di baki maka akan terasa kurang beradat, segan menyegan kita dengan pihak yang ada acara”. Jika boleh di tafsirkan, seolah keberadaan pisang tersebut menujukkan adanya raa segan antar orang beradat. Kenapa demikian ? Kita ambil saja contohnya, ada pesta kenduri di Jorong ini. Dalam adat disana istri dari mamak rumah atau sumandan wajib membawa “baki” yang didalamnya berisi kue bolu besar, di tambah bunga kertas, batiah, nasi kunik dan terakhir adalah pisang. Keberadaan kue bolu saat ini sudah di gantikan dengan kado karena di kuatirkan akan mubazir jika kue bolu banyak dan tidak ada yang memakannya. Kalau batiah bisa tahan sampai beberpa hari ke depan jadi keradaannya tetap ada. Nah, uniknya keberadaan pisang ambon ini justru tidak bisa di gantikan oleh makanan atau buah apapun. Biasanya sehari sebelum hari “H” pesta, maka sumandn telah memesan pisang ambon terlebih dahulu dengan kondisi pisang sedikit agak muda biar pisang tidak cepat membusuk ketika di pamerkan di tengah ruangan.
Tidak hanya itu, ketika pasangan mempelai selesai mengadakan pesta kenduri akan ada tradisi “Manjalang mamak”, dimana pasangan mempelai akan mendatangi mamak kedua belah pihak sebagai rasa terima kasih telah di bantu terlaksananya perhelatan. Biasanya juga membawa makanan sebagai pertanda berbagi rezeki yang di peroleh dengan mamak. Dan dalam baki yang di bawa, keberadaan pisang ambon ini juga sangat penting. Jika tidak di bawa maka akan ada rasa segan dari keponakan kepada mamaknya, dan akan di anggap tidak beretika. Jadi, disini dapat kita lihat bahwa keberadaan pisang menjadi simbol yang mewakili keberetikaan dalam adat di Jorong ini. Andai pisang ambon ini tidak ada, maka akan ada yang kurang dalam hidangan yang di sediakan.