Di Indonesia masih banyak terdapat pengaruh Cina
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terdapat beberapa peninggalan budaya
Cina yang masih berkembang hingga saat ini, diantaranya :
1.
Kerajinan Tangan Khas Minangkabau
Warna kain yang cerah dan motif rumit dianyam dengan cantik
oleh tangan-tangan trampil orang Minangkabau. Sumatera Barat memiliki reputasi
yang cemerlang dan sudah terkenal di seluruh Nusantara sebagai tempat kerajinan
tangan yang indah ini.
Kain Minangkabau
dikenal dengan nama kain songket. Kain tenun songket menggunakan benang emas
dan perak untuk menciptakan pola pada bahan sutra atau katun. Pola tersebut
terinspirasi dari alam seperti motif bunga dan pemandangan gunung.
Minangkabau juga terkenal dengan bordirnya yang cantik.
Kain ini mencerminkan pengaruh cina. Pakaian pernikahan Minang contohnya, kaya
akan bordir pada bahan satin warna merah dan hitam dengan gaya dan tradisi
China. Wisatawan yang datang ke Minangkabau bahkan secara khusus datang untuk
berburu pakaian dan dekorasi pernikahan Minangkabau ini. Kain indah berbordir
sarong dan selendang merupakan souvenir sempurna untuk Anda bawa pulang saat
berkunjung ke Sumatera Barat.
2.
Arsitektur
Terdapat bentuk bangunnan mesjid yang menggunakan
arsitektur dari Cina. Bentuk atap yang mirip tempat ibadah di Cina juga
menghiasi bangunan-bangunan di Indonesia.
3.
Kosa Kata
Dalam kosa kata
sehari-hari banyak istilah China yang sudah dianggap ‘punyanya’ orang Betawi.
Padahal bukan. Seperti sebutan bilangan cepek (100), gopek (500), seceng
(1000), atau panggilan engkong (kakek), sebutan Wa (yang diserap menjadi Gua, saya), dan Lu (kamu).
Kata-kata sebutan itu identik sekali dengan bahsa Betawai. Menurt sejarawan,
hal itu karena memang jaman dahulu orang-orang Betawi dan China sudah
bersosialisasi, baik sebagai teman,sahabat, relasi bisnis atau hubungan
pembantu-majikan.
4.
Pakaian
Pun demikian dengan
busana, terutama busana tradisional Betawi. Busana tradisional kaum pria
Betawi, menurut Ridwan Saidi, terdiri dari celana batik, baju tikim warna
putih, kain plekat yang disampirkan di bahu, penutup kepala atau ikat batik.
Baju tikim itulah yg berasal dari Tionghoa. Pakaian pengantin tradisional
Betawi juga demikian, banyak dipengaruhi kebudayaan Tionghoa.
6.
Makanan
Di bidang makanan ada
nama kecap yang berasal dari kata ke-ciap. Lalu nama-nama jenis bahan
makanan seperti, Mi (mi), bihun (bi-hun), tahu (tau-hu), toge (tau-ge),
tauco (tau-cioun), kucai (ku-chai), lokio (lou-kio), juhi (jiu-hi), ebi
(he-bi), dan tepung hunkwee (hun-koe) tak terpisahkan dari kuliner
Betawi.
7.
Sempoa
Sempoa atau
juga dikenali sebagai Abakus merupakan alat hitung untuk melakukan
proses-proses aritmetik. Seringnya, ia terdiri daripada
sebuah rangka kayu, dengan manik-manik yang menggelangsar pada wayar-wayar.
Penggunanya menggelangsar pembilang secara insani pada batang-batang atau
alur-alur. Ia telah digunakan selama berabad-abad sebelum penerimagunaan sistem angka Hindu-Arab tertulis dan masih digunakan secara
meluas pada hari ini oleh para pedagang dan kerani di China, Jepun, Afrika dan negara-negara yang lain.
Orang-orang
Babylonia menggunakan sempoa habuk seawal 2400 SM. Bagaimanapun, asal sempoa
dengan benang masih kabur, tetapi India, Mesopotamia atau Mesir dipercayai
merupakan tempat asal yang mungkin, dengan China memainkan peranan yang penting
dalam pengembangan sempoa.
kita juga punya nih artikel mengenai topik yang kalian bahas sekarang, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapusklik di sini untuk download
trimakasih