Hai Dear, wellcome to my Blog

Selasa, 29 Januari 2013

Karni Ilyas, sekarang giliranmu besok giliranku



 
 Oleh : Nilma Yola

Tak sia-sia rasanya semalam aku ikut menikmati malam menyaksikan Indonesia Lawyers Club, tempat berkumpulnya orang-orang politisi dan pejabat pemerintahan yang konon katanya “pintar-pintar”. Salah satu bagian yang paling saya sukai dalam acara ILC tersebut adalah disaat terjadinya debat kusir antar hadirin yang datang, engan Karni iLyas sebagai moderator, yah mungkin nasib mujur juga yang diperoleh olrh beliau sehingga bisa merasakan berada di tengah-tengah orang-orang berdasi tersebut. Anwar Fuadi, muncul dengan pembelaan terhadap sahabatnya Wanda Hamidah, selain itu Henry Yosodiningrat ketika menyampaikan kritikan pedasnya terhadap BNN sangat merajai forum ketika itu, namun tidak lama berselang anggota DPR dari fraksi “X” muncul seolah menunjukkan kehebatannya, muncul dengan bacaan pasal-pasal dan hokum-hukum dalam undang-undang (text book) seolah menunjukkan kehebatannya dalam menguasai perundangan yang ada. Dengan suara keras dan percaya diri beliau yang terhormat mengungkapkan tentang sudah diaturnya zat baru yang ditemukan pada kasus Raffi dkk, namun malangnya Dr. Lulu Kamal ketika itu mencoba meluruskan bahwa zat yang sudah diatur dalam undang-undang itu berbeda unsure dengan senyawa yang sempat dijelaskan oleh ketua BNN tersebut, hadirin pun tertawa menyaksikan anggota DPR yang kelihatan bloonnya itu. Dari penampilan semalam dapat saya petik pelajaran bahwa subjektivitas dalam jaringan itu sangat perlu, teringat saya ucapan dosen saya Bapak Muhammad ilham Fadli bahwa inti dari perpolitikan itu kepentingan dan kekuasaan. Dan untuk mencapainya, seperti yang disampaikan Bapak Irhash A. Shamad orang-orang akan melakukan apa saja agar kepentingannya itu tercapai. Melihat pergiliran perdebatan itu semua membuat aku juga bersemangat untuk mencoba menjajal dunia perpolitikan juga, ingin rasanya saya suatu saat nanti duduk di forum ILC itu dan menantang Karni Ilyas berposisi sebagai peserta juga, atau mungkin suatu saat nanti saya yang akan menggantikannya sebagai moderator disana. Perdebatan itu memperlihatkan keaslian dari para pejabat yang selama ini sering kita banggakan, mengutip peribahasa teman saya dahulu : lebih baik diam daripada berbicara namun kelihatan begoknya. Haha, itulah pesan yang ingin saya pesankan kepada pejabat yang berbicara tak ada dalilnya, namun berusaha tampil hebat di mata publik.

Senin, 28 Januari 2013

Logo itu Milik Bapak Irhash A. Shamad

Oleh : Nilma Yola
Mengutip dari status Bapak kemaren mengenai pesan yang dikirimkan anne kepada beliau. Bunyinya seperti berikut,
"Dear Irhash yang murah senyum,
Tersenyumlah, setiap kali Anda
membuka mata di pagi hari.
Tersenyumlah untuk hari baru, harapan
baru dan berkah baru.
Meskipun Anda sedang punya masalah,
Anda selalu punya sejuta alasan untuk
tersenyum. Karena jika Anda hitung,
berkah Tuhan pasti lebih banyak
daripada masalah yang datang kepada
Anda"
Saya mulai berfikir dan ternyata ada benarnya juga yah, Jika kita perhatikan baik-baik gak dilokal, di kampus, atau diluar area IAIN bahkan di PP Fb pun bapak juga tersenyum. Dua Gambar yang saya ambil dari Fb Bapak di bawah merupakan salah satu bukti kebenaran dari asumsi saya diatas. Saya menjadi iri, Bapak mampu menjadi sosok yang selalu terlihat tanpa ada beban dan masalah, berusaha semaksimal mungkin memberikan senyum terbaik dan tuturan lembut kepada setiap orang, ingin rasanya saya juga bisa seperti itu. Jika boleh diibaratakan kepada sebuah logo, maka sekarang (dalam konteks ini) saya berani berasumsi bahwa "Logo itu milik Bapak Irhash A. Shamad, harapan kita semua Logo ini bisa menular kepada semua orang, memberikan senyum terbaik untuk semuanya. Dan semoga semester depan kita bisa bertemu lagi pak dengan teori dan metode sejarah yang baru, dan kita merindukan Bapak dengan senyum termanis penyemangat muridmu.


Kuatkan mentalmu, Tak perLu StrEsS Dan Hadapi dengan Senyuman



Oleh : NilMa Yola

Saat ini mahasiswa tingkat akhir tengah disibukkan dengan target kejar tayang skripsi dan segala tetek bengek yang ada. Mulai dari ujian Kompre, kalau tidak salah pengujian mata kuliah pra-syarat kelulusan, Munakasah atau ujian skripsi akhir. Bahkan banyak dari para mahasiswa rela begadang untuk mengulang kembali mata kuliah yang mau diujiankan kembali. Sudah stress, kesehatan juga berkurang. Yang menjadi permasalahan bukan ujiannya saya fikir, namun momok ketakutan mental dalam menjalani proses menuju keberhasilan itu yang lebih besar. Padahal, semua itu pasti akan dilewati juga jadi menurut saya persiapan paling bagus sebelum memulai menyentuh yang berbau skripsi adalah “persiapan mental yang matang”. Saya teringat dengan nasehat guru saya ketika masih di Madrasah Aliyah dahulu pra mengahadapi UN, Ibunda Lin memberikan pesan katanya “Ananda, jangan menanamkan rasa takut terlebih dahulu didalam diri akan ketakutan menghadapi ujian. Toh, meskipun ananda ketakutan ujian akan tetap berjalan juga, berapa kali coba ananda akan merugi ? Udah ujian kacau karena rasa takut yang berlebihan itu, ananda akan tetap menempuhnya juga kan. Pesan bunda, jalani semua dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, minta sama Allah agar diberikan ketenangan dalam menghadapinya, jika kita udah usaha, hasil akhir serahkan sama Allah. Seratakan senyum yang ikhlas selalu”.
Sebuah suntikan semangat yang luar biasa buat saya dan teman-teman kla itu mengahadapi ujian yang konon kata orang sangat menakutkan sekali, namun saya menyadari memang tidak cukup hanya sekedr motivasi itu saja yang penting, usaha dan niat dari diri pribadi memang yang utama. Bukan bermaksud mengajari atau menasehati, namun menurut saya mungkin dari penggalan kisah diatas dapat diambil pelajaran berharga bagi kita semua untuk menghadapi ujian. Ingat sebelum menghadapi apapun persiapkan mental yang bagus agar berani menghadapinya.

Sabtu, 26 Januari 2013

Dengan SkripSi ku Raih Bahagiaku

Oleh : Nilma Yola


Skripsi-skripsi dan Skripsi. Masa-masa yang paling ditakuti mahasiswa tingkat atas perguruan tinggi. Jika dilihat secara sepintas lalu, sebenarnya pembuatan skripsi tidak jauh berbeda dengan pembuatan makalah dalam perkuliahan, hanya saja datanya harus lebih akurat, teruji serta didukung oleh sumber primer maupun sekunder. Namun yang lebih membuat takut itu adalah pemberanian mental ketika menghadapi dosen pembimbing, kesibukan beliau yang terkadang susah disesuaikan dengan jadwal mahasiswa. Ditambah lagi adanya perbedaan pendapat antar dosen pembimbing mengenai arahan skripsi mahasiswa, sehingga menambah kepusingan dalam menyelesaikan tugas akhir tersebut. Namun, bagaimanapun juga semua itu akan tetap dilalui, tetap yakin jika semua dapat dilewati dengan ketenangan. Demi orang tua dan masa depan, serta syarat menjemput kebahagiaan masa depan. Khusus buat seniorku yang sedang menjalani masa ini baik kompre, munakasah maupun masih mengajukan proposal. Tetap semangat yah, kami selalu mendo'akan yang terbaik untukmu..
Segera, kami akan menyusul dalam sikon kalian saat ini. Keep spirit, ada Allah yang Maha Besar untuk skripsi yang sangat kecil.. ^_^