Hai Dear, wellcome to my Blog

Senin, 01 April 2013

Dinasti Qajar (1785-1925)


A.                 Latar Belakang Berdirinya
Qajars adalah sebuah suku Turkmen yang lahir di tanah leluhur Azerbaijan, yang kemudian merupakan bagian dari Iran. Kemudian mereka menjadi salah satu diantara tujuh suku besar turkmen yang mendukung syafawi awal dan mengikuti Qizil-bazz. Dengan terjadinya diintegrasi pada kekaisaran syafawiyah pada awal abad ke-18, pemimpin-pemimpin Qajar yang berambisi mulai memainkan peranan yang lebih luas dari hak otonominya (local) dalam urusan-urusan Persia. Mereka mampu menghadapi permusuhan nadir syah, dan setelah meninggalnya Nadir syah berekspansi ke Persia Utara sampai ke Azerbaija, dimana pada tahun 1170 H/ 1757 M Agha Muhammad syah di kemudian hari menjadi gubernur . Dalam upaya meraih supremasi, Qajar mengalahkan Zand Syiraz, kesultanan Persiapun ditegakkan kembali. Meski tidak lama menguasai Georgia; dan syah Rukh dai Afsyariyah hengkang dari Khurasan. (Bosworth, 1980 : 202-204)
Agha Muhammad yang kelebihannya tak diragukan lagi sebagai seorang anak lelaki dia telah berhasil mengalahkan keponakan dari Nadir seorang pemimpin dinasti zand yang bernama Muhammad kharim khan. Setelah kematian Mohammad Karim Khan, penguasa Dinasti Zand, sebelah selatan Iran, Agha Mohammad Khan, seorang pemimpin dari suku Qajar, ditetapkan untuk menyatukan kembali Iran. Agha Mohammad Khan mengalahkan banyak saingan dan membawa semua Iran di bawah aturannya untuk mendirikan dinasti Qajar.
Pada tahun 1794 dia telah menaklukkan semua saingan, termasuk Lotf 'Ali Khan, yang terakhir dari Dinasti Zand. Agha Mohammad mendirikan pemerintahan di Teheran, sebuah desa di dekat reruntuhan kota kuno Ray. Tahun 1796 ia secara resmi diangkat sebagai penguasa. Dinasti Qajar merupakan salah satu kerajaan yang pernah menguasai Persia selama kurang lebih 146 tahun (1779-1925). Pendiri Dinasti ini adalah Agha Muhammad Khan dan sejak saatnya mulai dipakai gelar kerajaan Shah In-Shah Iran. Dalam masalah keagamaan Dinasti Qajar tidak jauh berbeda dengan Dinasti Safawi, dengan demikian faham Syi'ah masih sangat mendominasi sehingga tidaklah mengherankan jika dikatakan Iran Negara Syi'ah terbesar dan terkuat di dunia serta merupakan sumber dogma Syi'ah. Nashiruddin adalah pemimpin Dinasti Qajar keempat. Ia merupakan putera dari pe`mimpin ketiga Dinasti , dan memerintah dari tahun 1848-1896 M.
Pemimpin yang pernah memerintah Dinasti Qajar, yaitu :
·                     Fath Ali Shah Khan (1133 H/ 1721 M )
·                     Muhammad Hasan Khan (1163 H/ 1750 M)
·                     Husain Quli Khan (1184 H/ 1770 M)
·                     Agha Muhammad (1193 H/ 1779 M)
·                     Fat’h Ali Syah (1212 H/ 1779M)
·                     Muhammad (1250 H/1834 M)
·                     Nashiruudi (1264 H/ 1848 M)
·                     Muzhafarrudin (1313 H/ 1896 M)
·                     Muhammad Ali (1324 H/ 1907 M)
·                     Ahmad syah pahlevi (1327-1343 H/ 1907-1924 M)

B.                 Peradabannya dinasti Qajar
Di bawah Fath Ali Shah, dinasti Qajar melakukan perluasan dari utara ke Kaukasus Mountains, sebuah kawasan bersejarah dan berpengaruh. Ketika Mohammad Shah meninggal, anaknya Nashruddin menjadi penerusnya.  Selama Nashruddin Shah pemerintahan Barat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan metode pendidikan yang diperkenalkan ke Iran dan negara modernisasi telah dimulai. Nashruddin Shah mencoba memanfaatkan rasa saling curiga antara Inggris dan Rusia ke Iran. Namun, dia tidak mampu mencegah Inggris dan Rusia mempengaruhi wilayah tradisional Iran. Mirza Taghi Khan Amir Kabir, adalah pengganti Nashruddin. Dengan kematian Mohammad Shah di 1848, Mirza Taghi bertanggung jawab untuk memastikan mahkota  raja jatuh ke tangannya. Ketika Nashruddin berhasil naik takhta, dan dijuluki Amir Kabir. Salah satu prestasi besar Amir Kabir adalah bangunan Darull-Funoon, universitas modern pertama di Iran. Darul-Fonoon didirikan untuk pelatihan kader baru administrator dan akuntan dengan teknik Barat. Dia menyewa para pakar dari Barat untuk menjadi instruktur serta mengajar mata pelajaran yang berbeda seperti Bahasa, Kedokteran, Hukum, Georgrafi, Sejarah, Ekonomi, dan Teknik.
Pada bulan Oktober 1851 dia diasingkan ke Kashan, tempat di mana dia akan dibunuh. Ketika NaserruDin Shah dibunuh oleh Mirza Reza Kermani anaknya Mozaffaruddin menjadi penggantinya. Mozaffaruddin Shah adalah seorang pemimpin lemah dan tak berguna, royal dan tidak adanya penerimaan tambahan masukan dana dari sumber lain kian mempersulit masalah keuangan. Orang mulai menuntut kerajaan untuk membatasi kekuasaan dan pembentukan supremasi hukum sebagai kekhawatiran atas campur tangan asing, terutama Rusia. Namun, Mozaffaruddin's putra Mohammad Ali Shah, dengan bantuan Rusia, berusaha untuk membatalkan konstitusi meniadakannya parlemen dan 
Hubungan diplomatic yang berkesinambungan dan regular dengan kekuatan-kekuatan eropa berlangsung sejak pemerintahan Fat’h Ali Syah, ketika Persia dicoba dekati oleh Inggris disuatu pihak, dan napoleon Prancis di lain pihak, disebabkan oleh letaknya yang strategis persisnya menghadap rute-rute perdagangan kea rah timur. Hasil sampingan perhatian dari barat ini berupa masuknya pendidikan dan teknik Eropa ke tubuh tentara Persia.
Selama abad ke Sembilan belas, imperialism tsar Rusia merupakan ancaman melalui perjanjian “Turkmenchay” pad tahun 1243 H/ 1828 M, Persia tidak lagi megklaim wilayah kekuasaan di Armenia Timur dan Caucasus sebagai miliknya. Tetapi gerakan Rusia di asia tengah menimbulkan bahaya potensial lebih lanjut lagi bagi perbatasan timur laut Persia. Untuk waktu yang lama, Qajar tidak dapat melepaskan warisan daerah takhlukan di timur yang ditinggalkan Syafawiyah dan Nadir, dan perselisihan dengan afganistan mengenai masalah Heart, terus berlangsung sampai tahun 1273 H/ 1857 M.
Berkat kekuatan-kekuatan besar dan kecerdikan Nashiruddin shah Persia jauh lebih berhasil dibandingkan kekaisaran Ustmaniyah dalam mempertahankan integritas teritorialnya. Sekalipun demikian biaya perang dan kemewahan raja membuat bangsa ini menanggung untung luar negeri yang besar, sehingga semakin memperkuat cengkeraman ekonomi bangsa-bangsa kreditor Eropa. Selama pemerintahan Muzhafarrudin Shah yang lebih lemah, muncul suatu gerakan yang menuntut adanya liberalisme politik dan konstitusi, tuntutan yang terpaksa dipenuhi pada tahun 1906 M.
Selama perang dunia pertama, Persia secara resmi tetap netral. Meskipun demikian pasukan-pasukan Turki, Rusia dan inggris berperang memperebutkan tanahnya dan pada akhir perang ini bermunculan pemberontakan local dan gerakan separatism di berbagai provinsi. Karena itu, tidak sulit bagi prajurit Riza Khan (panglima tertinggi tentara) untuk mendesak siding nasional menyingkirkan Qajar pada tahun 1924 M, yang setelah ini dia sendiri berkuasa di Persia sebagai Riza Syah Pahlevi, ayahnya bernama Muhamad Ridha. Dan berakhirlah kekuasaan dinasti Qajar di Persia.



Daftar Referensi
Bosworth, C.E. Dinasti-dinasti Islam. Bandung : Mizan. 1980


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar