Hai Dear, wellcome to my Blog

Senin, 01 April 2013

Konsep Kebudayaan menurut Victor Turner


A.    Liminalitas
Sumbangan utama dari Victor Turner terletak pada usaha pemahaman ekspresi agama yang berupa konsep mengenai proses yang ada dalam upacara. Konsepnya mengenai liminalitas sebagai suatu jembatan penghubung; yaitu yang tidak berstruktur, bersifat transisi, dan merupakan suatu tingkat atau fase tanpa klasifikasi, merupakan pencerminan dari pandangannya mengenai upacara dan agama sebagai suatu sistem yang bersifat formatif dan reflektif. Dengan melalui fase liminalitas, upacara mendasari suatu proses transformasi dan yang secara bersamaan mengabsahkan kembali kategori-kategori lama yang bersifat struktural dan yang sementara itu juga berfungsi sebagai “pusat kekuatan pendorong bagi berbagai kegiatan” bagi penciptaan bentuk-bentuk baru dari konsep-konsep yang bersifat struktural.
Dengan demikian, hubungan antara upacara dengan struktur sosial terletak pada kesanggupan dari upacara untuk dapat menempatkan dirinya diatas kedudukan satuan struktur sosial dengan melalui fase liminal atau fase anti-struktural. Sehingga, hubungan antara upacara dengan struktur sosial tersebut memungkinkan untuk dapat tetap hidup dan menyerapnya upacara tersebut dalam berbagai kegiatan sekuler yang terstruktur yang terletak di luar konteks upacara itu sendiri. Dalam hal ini upacara berperan sebagai pedoman bagi semua fase-fase dan semua aspek-aspek pengalaman kebudayaan dengan melalui berbagai bentuk proses yang dilalui oleh setiap individu. Dengan kata lain, upacara adalah juga suatu sumber bagi penciptaan ide-ide baru yang didorong untuk dihidupkan pada masa liminal, maupun sebagai sumber bagi terwujudnya status quo dalam pelaksanaannya.
Jadi, penulis menyimpulkan turner bahwa mengatakan liminalitas itu kodratnya menjembatani antara konsep upacara dan agama yang dijadikan media untuk mentransformasikan keduanya agar masing-masing menduduki tempat yang sesuai dan tidak bertentangan dengan struktur social yang ada. Perlu diketahui bahwa liminalitas merupakan titik tengah antara unsure agama, struktur social yang bertemu dalam upacara Sehingga berkat adanya liminalitas, ketiga unsure tersebut dapat berjalan beriringan dalam kehidupan bermasyarakat.
B.     Komunitas
Merupakan karakteristik dari orang yang mengalami liminalitas bersama-sama. Turner berpendapat bahwa adanya kesamaan, rasa senasib yang nantinya akan memunculkan sebuah kelompok kebersamaan. Turner (1969, Pg.132) membedakan antara:
·         eksistensial atau spontan communitas, pengalaman pribadi transien kebersamaan
·         communitas normatif, communitas diatur dalam suatu sistem sosial yang permanen
·         ideologis communitas, yang dapat diterapkan untuk berbagai model sosial utopis
Intinya komunitas terbentuk dikarenakan adanya hal-hal yang memiliki kebersamaan hingga akhirnya membentuk kelompok yang memiliki tujuan yang sama dalam menjalani proses kehidupan.
C.     Pilgrimage
Merupakan sebuah ritual atau ziarah yang dilakukan manusia demi mencari ketenangan batin, yang dilakukan dengan tata cara tertentu. Biasanya dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang mana selain bertujuan untuk mencari ketenangan rohani juga bermanfaat dalam memunasabah diri manusia dari kesalahan dan dosa di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar