Hai Dear, wellcome to my Blog

Selasa, 28 Januari 2014

Zaman Renaisans




MAKALAH

Tentang

Zaman Renaisans


Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah
 Sejarah Dunia II




 


Oleh:

Nilma Yola                 : 110 173
Luciana Purnama P : 110 097


Dosen Pembimbing:

Drs. Herman



JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (B)
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1432 H/ 2011 M

PEMBAHASAN

A.    Konsep Zaman Renaisans
Secara etimologis, renaisan berasal dari bahasa perancis yaitu kata re (yang berarti kembali ) dan naitre (yang berarti lahir ). Sedangkan  dalam bahasa inggris disebut Renaissance atau dalam bahsa Italia , Renascimento yang mempunyai arti kelahiran kembali. 
Dengan kata lain renaisan adalah kelahiran kembali. Dalam konteks sejarh barat, istilah ini mengacu kepada terjadinya kebangkitan kembali minat yang sangat besar terhadap kekayaan warisan atau tradisi yunani dan romawi kun dalam berbagai aspek terutama aspek filsafat. Manusia renaisan begitu bersemangat mempelajari karya-karya pemikir agung yunani seperti Socrates, plato, aristoteles (Herman, 2006 : 2).
Zaman renaisans abad ke 14 hingga abad ke 16 merupakan salah satu titik diantara titik-titik pada garis panjang atau garis kontinue sejarah peradaban dunia terutama sejarah barat atau Eropa. Zaman ini merupakan bagian dari abad keemasan dalam perjalanan sejarah peradaban barat atau Eropa.
Zaman renaisan merupakan titik awal dari perjalanan sejarah peradaban eropa yang secara umum disebabkan oleh :
1.      Pada zaman renaisan manusia berhasil mencapai prestasi gemilang dalam berbagai bidang kehidupan seperti seni music, seni lukis, filsafat dan lain sebagainya.
2.      Terjadinya kembali kebangkitan terhadap minat yang sangat mendalam untuk kembali mempelajari dan menggali kekayaan intelektual warisan yunani dan romawi kuno.
3.      Terjadinya pemberontakan-pemberontakan terhadap Gereja yang kemudian memunculkan kebebasan intelektual dan beragama. Kelahiran zaman renaisan juga dikondisikan oleh adanya konflik yang cukup serius antar agama dengan ilmu pengetahuan. Kaum cendekiawan, filosof dan ilmuan secara bersama-sama melawan dogma atau doktrin dari gereja sebagai standar kebenaran mutlak.

B.     Latar Belakang
Renaisans yang secara harfiah bias berarti kelahiran kembali adalah salah satu periodisasi Eropa setelah periede klasik dan pertengahan.
Renaisans muncul sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola piker masyarakat pada saat itu dalam memehami dalam berbagai hal kehidupan dimana pada saat itu pengaruh gereja sangat besar.
Paska Perang Salib membuka mata masyarakat Eropa bahwa mereka menyadari betapa tertinggalnya mereka dibandingkan umat Islam yang pada saat itu sangat berjaya. Mereka menyadari kebodohan masyarakatnya yang terbelenggu dalam doktrin-doktrin gereja hingga sebagian masyarakat bahkan pemimpin kerajaan ada yang tidak mampumenulis dan membaca. Pengajaran tefokuskan dalam sekolah atau asrama dan itupun terbatas pada mereka yan hendak yang menjadi pendeta.
Ajaran-ajaran periode klasik Eropa, seperti Aristoteles, Plato, dan lain-lain tenggelam dalam kultur Ketuhanan, karena hanya itu yang diajarkan di sekolah asrama. Dampak Perang Salib memang sangat besar, dimana mobilisasi besar-besaran oleh kerajaan dan pimpinan gereja memjelajahi wilayah hingga sampai di Jerusalem membuat mereka berinteraksi dengan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya, meskipun mereka gagal menguasai Jerusalem, mereka membawa pulang kajian-kajian yang sangat berharga dari penjelajahan wilayah itu:
  1. Teknis penemuan kompas laut
  2. Kincir angin, dsb.
Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri Timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang-barang Timur, orang barat menyadari kebutuhan akan barang-barang itu dan karena kepentingan ini perdagangan antara Timur dan Barat berkembang. Dari pengalaman tersebut muncullah inisiatif dari mereka untuk merubah nasib mereka ke depannya (Poesponegoro, 1988 : 30).
Secara kausalitas, kelahiran zaman Renaisans juga tidak terlepas dari faktor ekinomi yaitu perkembangan pendapatan di Italia dan beberapa daerah di kawasan Mediterania. Pada awalnya bercirikan masyarakat agraris yang berorientasi pedesaan. Namun, setelah terjadinya perkembangan kapitalisme yang berkembang pesat, maka masyarakat agraris berorientasi tersebut kemudian berubah menjadi masyarakat kapitalis yang berorientasi kota.
Selain itu, penyebab lainnya yaitu keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.
Romawi Timur (Byzantium) adalah Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian besar diandalkan kepada Byzantium.
Jatuhnya kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan Eropa. Tadinya mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol atas Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan dikuasainya Spanyol dan Portugal oleh Ummat Islam, lalu menyusul penaklukan kaum Muslimin atas negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania dan seluruh Balkan oleh Ummat Islam yang bersatu (Thohir, 2004: 110-112).
Tadinya orang-orang Eropa seperti menyerahkan nasibnya sambil mundur kepada kemasa bodohan, laut sebagai dinding yang menganga kosong yang tidak dapat menahan kekalahan mereka. Akan tetapi dengan lahirnya renaisans, mereka lalu bangkit dan menjadikan laut yang berada di belakang punggung mereka sebagai jalan raya menuju suatu kehidupan baru. Laut itu mereka seberangi dengan mengharungi samudera luas, mereka akhirnya menyinggahi tanah-tanah dan pulau-pulau, lalu mereka jadikan tanah jajahan, siapa yang duluan datang ialah yang memilikinya (Supriyadi, 2008: 44-46).  Itulah suatu pertanda lahirnya renaisans di Eropa.
C.    Perkembangan Renaisans
Renaisans sebagai suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya sekitar tahun 1500.
Renaisans di Italia
Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Mula-mula renaisans berkembang di kota Florence.
Di Italia pelindung renaisans selain para kapitalis adalah Paus Yulius II (1443-1513) dan Paus Leo X (1475-1521) yang memberi dorongan kepada para sarjana dan seniman.
Di samping itu, peran golongan Paura sangat besar tepatnya sejak abad ke-XIV yaitu tahun 1300, dimana berkembangnya tradisi intelektual yang mengajarkan membaca, menulis dan berhitung untuk kepentingan ekonomi khususnya perdagangan yang terlepas dari perhatian gereja.
Seperti telah disinggung di muka, kekalahan di Perang Salib membawa dampak yang luar biasa untuk Eropa, salah satunya adalah dikenalnya rute-rute perdagangan di sekitar Laut Tengah. Dan juga ilmu-ilmu navigasi yang mendukung perkembangan transportasi laut. Oleh karena itu para Paura, di Florence berhasil menjulang kekayaan dari jalur perdagangan baru hasil interaksi orang-orang Islam. Para Paura ini memiliki banyak waktu untuk meluangkannya dengan memperhatikan pengetahuan serta memikirkan soal-soal lain yang berkembang di masyarakat. Perlahan gaya hidup seperti ini meluas di kalangan masyarakat Eropa, melebar di wilayah-wilayah gereja. Bagi mereka kehidupan itu tidak hanya bersifat fatalistic dalam pemikirannya, namun juga harus memikirkan bagaimana cara menikmati anugrah yang telah Tuhan berikan untuk manusia. Bagi para Paura usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia bukan hanya akhitarsentris meliankan juga dapat mengangkat dan memuliakan mereka yang sadar akan harga dirinya.
Salah satu keluarga yang termasyur dikalangan Paura pada saat itu ialah Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan system kepausan dan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan. Keleluasaan ini didukung dengan tidak adanya kekuasaan dominant di Florence, dalam arti kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan pedagang. Dengan kebebasan besar itu, para seniman bias berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang mengangkat nama banyak seniman terkenal. Melalui Gilda ini seniman mendelegasikan pekerjaan, kerjasama, hingga mendidik bakat baru.
Renaisans yang dimotori oleh kaum Paura ini memberikan efek yang luar biasa pada semua usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi pemikiran-pemikiran maupun aspek kesenian itu sendiri, dimana kontribusi para polymath (orang yang meiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo Da Vinci maupun Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan renaissance men (tokoh laki-laki renaisans).
Kemudian, zaman Renaisans juga membangkitkan semangat dan kegairahan untuk mempelajari kembali karya-karya besar Yunani Klasik, terutama karya-karya Plato dan Aristoteles (Herman, 2006:12).
Penggalian tersebut kemudian mendapat tantangan besar dari gereja, karena dianggap merongrong kewibawaan gereja. Untuk menindak tegas pembangkangan yang dilakukan tersebut, maka paus di Vatikan menggalang solidaritas atas nama menyelamatkan wibawa agama dan gereja. Namun penggalian tersebut mendapat sambutan dar raja-raja di sebelah utara semenjung Italia yang nyata-nyata telah muak melihat keserakahan Paus beserta pengikutnya.
D.    Dampak  Renaisans terhadap Eropa
Seperti yang sudah disunggung sebelumnya, masyarakat Eropa pada masa renaisans cenderung individualistis. Terdapat banyak sekali pengghargaan-penghargaan terhadap hasil karya individu. Kemudian dengan jelas mereka memisahkan urusan dunia dengan akhirat. Karena menurut mereka, peradaban Eropa akan maju jika keduanya tidak dicampur adukan.
Dampak utama dari renaisans adalah munculnya kembali semangat ilmu pengetahuan. universitas pertama yang didirikan di Eropa adalah Universitas Oxford pada tahun 1264. Hingga tahun 1400-an di sana sudah ada sekitar 50 universitas di Eropa. Pendidikan di sana merupakan hasil simulasi dari naskah-naskah kuno yang diterjemahkan oleh orang Arab maupun orang Eropa yang belajar di wilyah Islam ke dalam bahasa latin.
Kemunculan kaum intelektual ini tentu melahirkan aliran-aliran pemikiran baru yang bersifat rasionalistik sebagai tantangan dari cara berfikir masyarakat abad pertengahan yang cenderung fatalistic. Pemikiran yang lahir itu adalah Humanisme, merupakan suatu system pemikiran, mengenai pentingnya dan dominannya orang dalam kehidupan. Para Humanis mempelajari kesusteraan klasik Yunani dan Latin, dan mereka sangat tertarik pada gaya penulisan yang elegan. Mereka juga mengumpulkan naskah-naskah lama yang kemudian diterbitkan.
Beberapa tokoh Humanios yang muncul pada saat itu, antara lain Francesco Petrarca atau dikenal dengan Petrach (1304-1374). Ia mendapatkan pendidikan di Avignon. Lalu masuk ordo gereja untuk mempelajari studi sastera Yunani dan Romawi Kuno. Karya-karyanya terkumpul dalam Canzoniere yang diterbitkan pada tahu1470.
Kemudian Desiderius Erasmus (1446-1536) dengan karyanya Praise of Folly pada tahun 1511, yang isinya sebagai suatu sindiran terhadap peran wanita yang pada saat itu masih terhalang dogma-dogma gereja.
Hingga tahun 1500-an, Negara-negara Eropa mulai memimpin dunia dalam banyak teknologi penting. Sumber daya yang tak terbatas, hasil dari penjelejahan dunia, rute perdagangan baru yang berhasil di cari, lalu reformasi Protestan yang dimotori oleh Calvin dan Luther, serta persaingan politik di Eropa itu sendiri akhirnya membuat Eropa menjadi wilayah yang dominan hingga abad ini.


KESIMPULAN

Renaisans yang muncul di Eropa pada sekitar abad ke-XIV dengan di pelopori oleh golongan Paura sebagai tantangan atas dominasi gereja dengan dogma-dogmanya yang kadang kala menyesatkan, berhasil membawa Eropa kepada babak baru dalam sejarah peradaban dunia.
Namun demikian, tidak berarti semua gereja mendukung dogma-dogmanya, sebab ada beberapa yang menentang dominasi gereja justru dari pimpinan gereja itu sendiri seperti Paus Julius II dan Paus Leo X yang menjadi pelindung gerakan renaisans di Italia.
Hingga pada akhirnya dengan diwarnai berbagai konflik, dan sebenarnya renaisans itu sendiri cenderung pada perubahan kebudayaan, maka Eropa mampu menjadi tolak ukur peradaban dunia sampai dengan sekarang.


DAFTAR PUSTAKA

Herman dan Ilham, Titik Balik Peradaban Eropa,Padang: IAIN IB-Press, 2006
Marwati Djoened Poesponegoro, Tokoh dan Peristiwa Dalam Sejarah Eropa Awal Masehi-1815, Jakarta: UI Press, 1988.
Dedi Supriyadi M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
http://fauzidex.multiply.com/20-09-2011/20.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar