1.
PENDAHULUAN
Renaisans
yang secara harfiah bisa berarti kelahiran kembali adalah salah satu
periodisasi Eropa setelah periede klasik dan pertengahan.
Renaisans muncul sebagai akumulasi
dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola piker masyarakat pada
saat itu dalam memehami dalam berbagai hal kehidupan dimana pada saat itu
pengaruh gereja sangat besar.
Paska
Perang Salib membuka mata masyarakat Eropa bahwa mereka menyadari betapa
tertinggalnya mereka dibandingkan umat Islam yang pada saat itu sangat berjaya.
Merka menyadari kebodohan
masyarakatnya yang terbelenggu dalam doktrin-doktrin gereja hingga sebagian
masyarakat bahkan pemimpin kerajaan ada yang tidak mampumenulis dan membaca.
Pengajaran tefokuskan dalam sekolah atau asrama dan itupun terbatas pada mereka
yan hendak yang menjadi pendeta.
Ajaran-ajaran
periode klasik Eropa, seperti Aristoteles, Plato, dan lain-lain tenggelam dalam
kultur Ketuhanan, karena hanya itu yang diajarkan di sekolah asrama.
Dampak Perang Salib memang sangat
besar, dimana mobilisasi besar-besaran oleh kerajaan dan pimpinan gereja
memjelajahi wilayah hingga sampai di Jerusalem membuat mereka berinteraksi
dengan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya, meskipun mereka gagal menguasai
Jerusalem, mereka membawa pulang kajian-kajian yang sangat berharga dari
penjelajahan wilayah itu:
a. Teknis penemuan kompas laut
b. Kincir angin, dsb.
Mereka
juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri
Timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah
pasar khusus untuk barang-barang Timur, orang barat menyadari kebutuhan akan
barang-barang itu dan karena kepentingan ini perdagangan antara Timur dan Barat
berkembang.
Setelah
mengetahui latar belakang kehidupan masyarakat Eropa pada abad pertengahan
menjelang renaisans, maka paparan kali ini akan memjelaskan mengenai, seberapa
besar peran golongan Paura pada kemunculan renaisans serta dampak yang
diakibatkan oleh kemunculan renaisans di Eropa.
2.
PEMBAHASAN
A. Pengaruh
Kelompok Paura (Pengusaha atau Pedagang) Terhadap Renaisans Eropa
Renaisans
sebagai suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya sekitar tahun 1500.
Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia.
Mula-mula renaisans berkembang di kota Florence.
Di Italia
pelindung renaisans selain para kapitalis adalah Paus Yulius II (1443-1513) dan
Paus Leo X (1475-1521) yang memberi dorongan kepada para sarjana dan seniman.
Di samping
itu, peran golongan Paura sangat besar tepatnya sejak abad ke-XIV yaitu tahun
1300, dimana berkembangnya tradisi intelektual yang mengajarkan membaca,
menulis dan berhitung untuk kepentingan ekonomi khususnya perdagangan yang
terlepas dari perhatian gereja.
Seperti
telah disinggung di muka, kekalahan di Perang Salib membawa dampak yang luar
biasa untuk Eropa, salah satunya adalah dikenalnya rute-rute perdangan di
sekitar Laut Tengah. Dan juga ilmu-ilmu navigasi yang mendukung perkembangan
transportasi laut. Oleh karena itu para Paura, di Florence berhasil menjulang
kekayaan dari jalur perdagangan baru hasil interaksi orang-orang Islam. Para
Paura ini memiliki banyak waktu untuk meluangkannya dengan memperhatikan
pengetahuan serta memikirkan soal-soal lain yang berkembang di masyarakat.
Perlahan gaya hidup seperti ini meluas di kalangan masyarakat Eropa, melebar di
wilayah-wilayah gereja. Bagi mereka kehidupan itu tidak hanya bersifat
fatalistic dalam pemikirannya, namun juga harus memikirkan bagaimana cara
menikmati anugrah yang telah Tuhan berikan untuk manusia. Bagi para Paura
usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia bukan hanya akhitarsentris meliankan
juga dapat mengangkat dan memuliakan mereka yang sadar akan harga dirinya
Salah satu
keluarga yang termasyur dikalangan Paura pada saat itu ialah Keluarga Medici
yang memiliki masalah dengan system kepausan dan menjadi penyokong keuangan
dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para
intelektual dan seniman memiliki kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan
masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan. Keleluasaan ini didukung dengan
tidak adanya kekuasaan dominant di Florence, dalam arti kota ini dipengaruhi
secara bersama oleh bangsawan dan pedagang. Dengan kebebasan besar itu, para
seniman bias berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang mengangkat nama
banyak seniman terkenal. Melalui Gilda ini seniman mendelegasikan pekerjaan,
kerjasama, hingga mendidik bakat baru.
Renaisans
yang dimotori oleh kaum Paura ini memberikan efek yang luar biasa pada semua
usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi pemikiran-pemikiran
maupun aspek kesenian itu sendiri, dimana kontribusi para polymath (orang
yang meiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo Da
Vinci maupun Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan renaissance men.
B. Cara Hidup
pada Masa Renaisans
Renaisans
yang dalam bahasa inggris disebut Renaissance atau dalam bahsa Italia ,
Renascimento. Secara harfiyah artinya kelahiran kembali. Namun yang dimaksud
disini adalah sebuah gerakan kebudayaan antara abad ke-XIV hingga abad ke-XVII,
bermula di Italia pada akhir abad pertengahan dan menyebar ke seluruh Eropa.
Gerakan ini mencangkup kebangkitan pengetahuan berdasarkan sumber-sumber
klasik, tumbuhnya panutan kepada Sri Paus, dan segala sesuatu hal dalam bidang
ilmu pengetahuan.
Karakteristik
masyarakat Eropa ketika Renaisans cenderung individualistis. Perkembangan baru
di kalangan Paura ini cenderung mengubah kehidupan masyarakat Eropa..Bila pada
abad pertengahan dikenal semboyan memento mori (ingatlah akan mati),
maka memasuki abad ke-XIV telah diganti dengan semboyan carpe dien (pergunakan
hari, nikmati hidup).
Orientasi
kehidupan masyarakat, mulai diarahkan pada kejayaan abad klasik ketika
peradaban Yunani dan Romawi mulai memasuki masa-maasa kejayaan dan
berkembangnya sumber-sumber ilmu. Renaisans dalam pengertian hidupnya kembali
peradaban Yunani dan Romawi kuno serta harus melebihi kemajuan yang pernah di
alami kedua peradaban tersebut.
Masyarakat
Renaisans tidak lagi menganggap dirinya hanya sebagai alat kehendak Tuhan,
melainkan harus sebagai individu yang memiliki tanggung jawab yang ebrsifat
individual. Renaisans mengubah sikap dan tatanan kehidupan masyarakat dan
perubahan cara pandang terhadap wanita, yaitu wanita harus dihargai, berbeda
halnya dengan saat abad pertengahan ketika wanita terkungkung oleh dogma-dogma
gereja.
Jelas
sekali terjadi perubahan yang sangat radikal dalam tatanan kehidupan masyarakat
Eropa, timbulnya sifat-sifat individualistik ini jauh berbeda dengan perilaku
masyarakat di abad pertengahan saat gereja menjadi orientasi tunggal denyut
nadi masyarakat.
Terbukanya
lahan perdagangan baru juga semakin banyak melahirkan kelompok kapitalis yang
menguasai jalur perdagangan dan ini semakin dikuatkan dengan munculnya
penjelajahan-penjelajahan samudera yang berpuncak pada penemuan benua Amerika
oleh Columbus pada 12 oktober 1492. Karena dengan ditemukannya tanah amerika
yang kaya dengan bahan tambang memicu para pedagang untuk menguasai wilayah tersebut.
Dan ini berbanding lurus dengan geliat perdagangan yang semakin berkembang pada
saat itu.
Selain itu
kontak dengan islam, mendorong masyarakat Eropa untuk berkembang. Interakasi
tersebut utamanya tumbuh di Spanyol dan Tanah Suci Jerusalem. Umat islam pada
saat itu sedang mencapai puncak peradabannya. Segala hal tentang keilmuan
dikumpulkan oleh para khalifah Umayyah Barat di Spanyol, sehingga Cordoba pada
saat itu menyinari seluruh dunia dengan ilmu, maka mau tak mau orang-orang
Eropa banyak yang menimba ilmu disana, hingga pada akhirnya masyarakat Eropa
menemukan apa yang dahulu pernah hilang, yaitu literature Yunani dan Romawi
yang pada saat itu giat dipelajari oleh Islam.
C. Dampak
Renaisans Terhadap Kehidupan Masyarakat Eropa
Seperti
yang sudah disunggung sebelumnya, masyarakat Eropa pada masa renaisans
cenderung individualistis. Terdapat banyak sekali pengghargaan-penghargaan
terhadap hasil karya individu. Kemudian dengan jelas mereka memisahkan urusan
dunia dengan akhirat. Karena menurut mereka, peradaban Eropa akan maju jika
keduanya tidak dicampur adukan.
Dampak
utama dari renaisans adalah munculnya kembali semangat ilmu pengetahuan.
universitas pertama yang didirikan di Eropa adalah Universitas Oxford pada
tahun 1264. Hingga tahun 1400-an di sana sudah ada sekitar 50 universitas di
Eropa. Pendidikan di sana merupakan hasil simulasi dari naskah-naskah kuno yang
diterjemahkan oleh orang Arab maupun orang Eropa yang belajar di wilyah Islam
ke dalam bahasa latin.
Kemunculan
kaum intelektual ini tentu melahirkan aliran-aliran pemikiran baru yang
bersifat rasionalistik sebagai tantangan dari cara berfikir masyarakat abad
pertengahan yang cenderung fatalistic. Pemikiran yang lahir itu adalah
Humanisme, merupakan suatu system pemikiran, mengenai pentingnya dan dominannya
orang dalam kehidupan. Para Humanis mempelajari kesusteraan klasik Yunani dan
Latin, dan mereka sangat tertarik pada gaya penulisan yang elegan. Mereka juga
mengumpulkan naskah-naskah lama yang kemudian diterbitkan.
Beberapa
tokoh Humanios yang muncul pada saat itu, antara lain Francesco Petrarca atau
dikenal dengan Petrach (1304-1374). Ia mendapatkan pendidikan di Avignon. Lalu
masuk ordo gereja untuk mempelajari studi sastera Yunani dan Romawi Kuno.
Karya-karyanya terkumpul dalam Canzoniere yang diterbitkan pada
tahu1470.
Kemudian
Desiderius Erasmus (1446-1536) dengan karyanya Praise of Folly pada
tahun 1511, yang isinya sebagai suatu sindiran terhadap peran wanita yang pada
saat itu masih terhalang dogma-dogma gereja.
Hingga
tahun 1500-an, Negara-negara Eropa mulai memimpin dunia dalam banyak teknologi
penting. Sumber daya yang tak terbatas, hasil dari penjelejahan dunia, rute
perdagangan baru yang berhasil di cari, lalu reformasi Protestan yang dimotori
oleh Calvin dan Luther, serta persaingan politik di Eropa itu sendiri akhirnya
membuat Eropa menjadi wilayah yang dominan hingga abad ini.
3.
Penutup
a.
Kesimpulan
Renaisans
yang muncul di Eropa pada sekitar abad ke-XIV dengan di pelopori oleh golongan
Paura sebagai tantangan atas dominasi gereja dengan dogma-dogmanya yang kadang
kala menyesatkan, berhasil membawa Eropa kepada babak baru dalam sejarah
peradaban dunia.
Namun
demikian, tidak berarti semua gereja mendukung dogma-dogmanya, sebab ada
beberapa yang menentang dominasi gereja justru dari pimpinan gereja itu sendiri
seperti Paus Julius II dan Paus Leo X yang menjadi pelindung gerakan renaisans
di Italia.
Hingga pada akhirnya dengan diwarnai
berbagai konflik, dan sebenarnya renaisans itu sendiri cenderung pada perubahan
kebudayaan, maka Eropa mampu menjadi tolak ukur peradaban dunia sampai dengan
sekarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Marwati
Djoened Poesponegoro. 1988. Tokoh dan Peristiwa Dalam Sejarah Eropa Awal
Masehi-1815. Jakarta: UI Press.
Hay,
Denys. 1986. The Significance of Renaissance Europe: The Age of Renaissance.
London: Thames and Hudson Ltd.
Dedi
Supriyadi M.Ag. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Ajid
Thohir. 2004. Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam Melacak
Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakrta: PT:.
Raja Grafindo Persada.
Moh.
Nurhakim. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press.
Artikel
perkuliahan Sejarah Dunia II Bagian Renaisans
Marwati Djoened Poesponegoro. Tokoh dan Peristiwa dalam
Sejarah Eropa Awal Masehi-1815. Jakarta: UI Press.1988. hlm.271.
Renaissance Eropa dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Pemikiran Islam*
Oleh: Rifqi Fauzi.**
Pendahuluan
"States are born and they die,
but cultures like the mingled waters of different waves are never born as
organisms nor die as organisms. Ancient Greece as a State died, but after its
death a great deal of Greek culture spread far and wide and is still living as
an important element in the cultures of Europe". (M.M Sharif, M.A)
Peradaban yang dalam bahasa arab di sebut tamadun, hadharah
dan umran merupakan inti dari maju mundurnya suatu negara ataupun agama.
Mesir kuno, Yunani kuno, Romawi kuno, China kuno, disebut sebagai Negara yang
maju disebabkan mereka mempunyai perdaban yang maju. Malah ketika Negara mereka
hancur, perdaban mereka terus bertahan dan bisa mempengaruhi perdaban-perdaban
yang lain.
Islam sebagai suatu agama yang lahir melalui kerasulan
nabi Muhammad s.a.w. membawa perdaban baru bagi dunia ini, sehingga Islam dalam
waktu 23 tahun dapat mempengaruhi peradaban paganisme jahiliyah bangsa
Arab, dilanjutkan pengaruhnya terhadap peradaban-perdaban lain oleh perjuanagan
para sahabat dengan penyebaran agama Islam keseluruh penjuru jagat raya ini.
Sehingga Samuel Huntington dalam tesisnya clash of civilization, menjadikan
peradaban Islam sebagai ancaman terbesar bagi peradaban barat masa kini.
Sudah menjadi hukum alam jika suatu peradaban di dunia ini
terpuruk, maka ia akan mengadopsi peradaban yang lebih maju. Islam yang
mengalami masa kejayaan dari mulai akhir masa kekhalifahan bani Umayyah,
dilanjutkan kemajuan pada masa kekhalifahan bani Abassiah dan mengalami
kemunduran dengan runtuhnya kekhalifahan bani Utsmaniyyah oleh gerakan
sekularisasi Kamel Ataturk di Turki. Harus mengakui bahwa di akhir abad 19 ini
Islam banyak mengadopsi perdaban Barat sebagai satu langkah memejukan kembali
peradabannya yang telah terpuruk. Sehingga di akhir abad 20 masehi ini umat
Islam di banjiri dengan berbagai pergerakan, terutama pergerakan yang bersifat Ishlahiyah
atau Ashriyah.
Ketika kekhalifahan dalam Islam runtuh, dari sanalah
pertanda bahwa umat Islam dalam masa kemunduran, maka timbul tokoh-tokoh baru
dalam dunia Islam seperti Rifaat at-Tahthawi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rashid Ridha, Hassan al-Banna, Sayd Qutb dan lain-lain. Mereka mencoba
untuk membangunkan kembali umat Islam dari tidurnya. Namun dari manakah
pemikiran mereka datang?.
Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba mengulas
kembali sejarah kejayaan umat Islam dan pengaruhnya terhadap renaissance
Eropa, mencari penyebab mengapa renaissance tidak terjadi di umat Islam
pada waktu itu serta menulusuri pengaruh renaissance Eropa terhadap
berbagai pemikiran yang timbul dalam tubih umat Islam dewasa ini.
Selama ini banyak diantara muslimin yang melupakan
sejarahnya sendiri, sehungga mereka hanya mengenal barat sebagai penggagas
mutlak terjadinya revolusi ilmu pengetahuan di abad ke-17 M, padahal sepuluh
abad sebelumnya umat Islam sudah mulai mempelajari ilmu pengetahuan.
Terbukti, pada akhir abad ke-7 M Khalid bin Yazid (cucu
pertama dari khalifah Bani Umayyah) merupakan yang pertama dalam sejarah
kekhalifahan umat Islam yang belajar Ilmu kesehatan kepada John (seorang ahli
bahasa dari Alexandria) dan beliau juga belajar kimia kepada Marrinos dari
Yunani. Setelah itu di mulailah penerjemahan besar-besaran yang dilakukan pada
zaman Bani Abassiyah. Perpustakaan Bait al-Hikmah yang didirikan oleh khalifah
al-Ma’mun berisi para penerjemah yang terdiri dari orang Yahudi, Kristen dan
para penyembah Bintang. Di antara para penerjemah yang cukup terkenal dengan
produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M) yang
banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran pemikir Yunani, seperti Kitab
al-hayawan (buku tentang makhluk hidup) dan Timaeus karya Plato.
Al-Hajjaj ibn Mathar yang hidup pada masa pemerintahan al-Ma’mun dan telah
menerjemahkan buku Euklids ke dalam bahasaArab serta menafsirkan buku
al-Majisti karya Ptolemaeus. Abd al-Masih ibn Na’imah al-Himsi (wafat 220 H/
835 M) yang menerjemahkan buku Sophistica karya Aristoteles.
Yuhana ibn Masawaih seorang dokter pandai dari Jundisapur (Wafat 242 H/ 857 M)
yang kemudian diangkat oleh khalifah al-Ma’mun sebagai kepala perpustakaan bait
al-hikmah, banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik.Seorang penerjemah
yang sangat terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya adalah Hunain
ibn Ishaq al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian (194-260 H/ 810-873
M).
Selain Bait al-Hikmah, pada Awal 750 M Harun Ar-Rsyid
mendirikan Observatorium di Damaskus didalamnya banyak ahli astronom Islam yang
mengadakan penelitian dibidang Astronomi sehingga lahirlah para Astronom Islam
seperti al-Farghani (850M), Ibnu Yunis (1009 M) dari Kairo, Al-Zarkali (1029-1087
M) dari Kordoba. Kemudian diatara ilmuan Muslim yang ahli dalam bidang
Matematik adalah Al-Khawarizmi (835 M) Ibnu Abi Ubaidah (1007 M) dari
Valencia dan lain-lain. Dalam bidang Kimia kita mengenal Muawiyyah,
Ja`far Muhammad al-Shadiq (765 M), Jabir bin Hayyan (765 M) al-Razi dan
lain-lain. Dalam bidang Fisika ada, Qutb al-Run al-Shirazi, Ibn al-haitham dan
al-Biruni. Dalam Ilmu
Filsafat peripatetik dapat kita lihat pada gejala Aristotelianisme. Para filsuf
Islam yang masuk dalam kategori filsuf peripatetik diantaranya adalah Ibnu
Bajjah (wafat 533 H/ 1138 M), Ibnu Tufail (wafat 581 H/ 1185 M) dan Ibnu Rushd
(520-595 H/1126-1198 M). Dalam Filsafat iluminasi yang dalam bahasa Arab
disebut dengan Hikmat al-Isyraq dapat kita ikuti jejaknya mulai dari
al-Maqtul Syihab al-Din al-Suhrawardi. Ia lahir di Aleppo, Suriah pada 1154 dan
dihukum mati oleh Shaladin pada 1191 atas tuduhan kafir seperti yang diklaim
oleh para teolog dan fuqaha.Dan terakhir tokoh Ilmu
kalam Al-Ghazali dengan karya controversialnya Tahafut al-Falsafah.
Abad 13 M merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan
dalam Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara
lain penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan
meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul
Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang dipimpin
oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400 kapal. Napoleon
mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota tersebut. Napoleon
membangun kerajaan di Mesir kemudian ia membawa kaum intelektual dan bersamanya
sebuah perpustakaan yang penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah
laboratrium ilmiah dan sebuah mesin cetak berhuruf Arab.
Kaum muslimin harus rela kehilangan kesejahtraan dalam hidupnya dan kehilangan
berbagai cabang keilmuan akibat penjajahan yang menyedihkan. Sehingga mereka
tidak bisa mengenbangkan kembali Ilmu Pengtahuan yang diwariskan para
leluhurnya.
Kehancuran Otoritas Gereja dan
Lahirnya Renaissance Eropa
Kristen yang mulai tersebar secara resmi tahun 328 M
merupakan agama terbesar di dunia dengan jumlah penganut mencapai 1.965.993.000
pada tahun 1998 dan di perkirakan pada tahun 2025 akan naik menjadi 2.25 milyar
. Dibalik angka kuantitas yang menakjubkan, penganut
agama yang di bawa oleh nabi Isa a.s. ini terdapat berbagai keracuan yang
menjadikan para penganutnya hanya sebatas mengakui beragama Kristen akan tetapi
tidak menjadikannya sebagai way of life.
Kerancuan yang ada dalam Kristen hampir terdapat disetiap
batang tubuh Agama, Pertama, masalah ketuhanan Trinitas terpengaruhi
oleh Filsafat Neo Platonis, Paganisme Mesir Kuno (Hores, Isis, Seroyes) dan
Paganisme Rumania Kuno (Yupiter, Mars, Korneos). Kedua, Masalah
syariat yang banyak dirubah dari ajaran aslinya, seperti khitan menjadi tidak
ada, babi menjadi halal dan lain sebagainya, Ketiga, Kerahiban yang
bertentangan dengan Fitrah manusia seperti tidak boleh nikah dan lain-lain. Keempat,
Kapitalisme Pendeta yang banyak mempunyai hektaran tanah dan ratusan
budak-budak. Kelima, Masalah Paulus. Dan yang paling inti dari
terjadinya renaissance barat adalah Ketujuh, Pertentangan gereja
dengan Ilmu Pengetahuan.
Dari kerancuan-kerancuan tersebut timbul kritikan dari para
pengikutnya diataranya, Nicolaus Copernicus (1543 M)-seorang pendeta-
mencetuskan teori Helio Centris. Teori tersebut menentang kebijakan
gereja yang selama ini mempunyai faham filsafat Ptolemaeus yang mengatakan
bahwa bumi sebagai pusat tata surya, Faham Copernicus lansung di bungkam oleh
pihak gerja akan tetapi pihak gereja tidak memberikan hukuman terhadap
Copernicus dikarenakan dia adalah seorang pendeta. Pihak gereja hanya melarang
bukunya yang berjudul "De Revolutionibus", tersebar dan
memasukannya terhadap buku-buku Terlarang. Faham Helio Centris tidak padam
begitu saja, pada tahun 1594 Gardano Bruno melakukan hal yang sama seperti
perndahulunya Copernicus, akan teatapi dia bernasib lain, akibat teorinya dia
harus mendekam di penjara selama enam tahun dan pada tahun 1600 M dihukum
mati dengan dibakar hidup-hidup. Faham Helio Centris kemudian dikumandangkan
kembali oleh fisikiawan Jerman Johannes Kapler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642)
dengan penemuan teleskop sederhana yang menjadikan dia (Galileo) harus di
penjara hingga umur 70 tahun, kemudian dia bertobat dikarenakan ketakutan
nasibnya akan sama dengan Bruno.
Pada Tahun 1642 bertepatan dengan meninggalnya Galileo
lahirlah ilmuan baru Ishac Newton, seorang penemu teori Gravitasi Bumi,
sehingga dengan penemuanya dia berhasil mendobrak kebodohan Gereja dan mengubah
worldview baru bagi eropa dalam memahami agama.New
ton bukan saja menkritik gereja dalam masalah sains akan tetapi dia juga
mengkritik teori Trinitas, seperti yang dikatakan dalam bukunya The
Philosophical Origins of Gentile Theology, bahwa sebenarnya nabi Nuh
telah membuat agama bebas tahayul dimana tidak ada kitab suci yang berisi
wahyu-wahyu dan tidak ada lagi misteri , tapi Tuhan yang bisa dikenal melalui
perenungan Rasional terhadap alam semesta. Pada Tahun
1670 M dia mengumumkan bahwa ajaran trinitas dibawa oleh Athanasius untuk
mencari muka orang-orang pagan yang baru masuk agama Kristen sekaligus Athanius
sendiri yang memberikan tambahan-tanbahan terhadap Injil.
Sehingga Newton berakhir pada kesimpulan bahwa Tuhan bisa di capai oleh akal
melalui perenungan alam semesta -seperti tokoh pendahulunya Rene Decrates-
bukan melalui al-kitab.
Keruntuhan otoritas Gereja menjadikan bangsa Eropa terbagi
menjadi dua aliran dalam memahami Agama, Pertama, Aliran Deisme,
dimana aliran ini masih mempercayai akan adanya Tuhan tapi tidak mempercayai
akan ayat-ayat tuhan. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Decrates (1596-1650 M),
Martin Luther(1483-1556 M), Huldrych Zwingli (1483-1556 M), John Calvin
(1509-1564 M), Ishac Newton (1642-1724 M), John Lock (1632-1704), Immanuel Khan
(1724-1804 M) dan para pengikut-pengikut mereka seperti Calvinis
(Pengikut John Calvin), Lutheran ( Pengikut Martin Luher). Diantara
ajaran-ajarannya yang paling mendasar adalah: Pertama, Beriman kepada
satu Tuhan yang disebut "Deus" melalui kotemplasi
akal baik melalui Mekanika (seperti Newton) atau Matematika (seperti Decrates).
Kedua, Tidak mempercayai mitos wahyu, Ketiga, Tidak mempercayai
mukjizat yang bersifat misterius dan bertentangan dengan akal sehat. Keempat,
mempercayai Tuhan sebegai pencipta alam dari ketiadaan (Cratio ex nihilo).
Kelima, membagi kehidupan kepada: Alam, Tuhan dan Akal.
Aliran Kedua, adalah Atheisme atau Materialisme, yang
pertama meluncurkan gagasan ini adalah George Wilhelm Friedrich Hegel
(1770-1831 M) dengan menyatakan dalam bukunya Phenomenology of Mind (1807
M) bahwa Roh Universal hanya bisa mencapai kesempurnaan jika ia menenggelamkan
dirinya kedalam kondisi-kondis batas ruang dan waktu; Roh universal paling
mungkin di wujudkan dalam pikiran manusia. Jadi, manusai juga harus mencampakan
konsep lama tentang Tuhan transenden, supaya ia dapat memahami bahwa dirinya
memiliki sifat Tuhan juga. Selanjutnya gagasan secular
Hegel dilanjutkan muridnya Ludwig Feuerbach (1804-1872 M) yang menyatakan bahwa
agama dapat memisahkan manusia dari Tuhan, Tuhan itu sempurna sedangkan manusia
tidak, Tuhan itu abadi sedangkan manusia fana, Tuhan itu maha kuasa sedangkan
manusia lemah. Karl Marx (1818-1883 M), menulis dalam buku Economic and
Philosophical Manuscript, bahwa agama merupakan gejala masyarakat yang
sakit, agama adalah candu masyarakat yang bisa menerima system social yang
ruksak. Agama menghilangkan keinginan untuk menemukan obat dengan mengalihkan
perhatian dari dunia ini kepada akhirat. Ketidak percayaan atas Tuhan dibuktikan
pula secara `Ilmiah` oleh Charles Darwin (1809-1882 M), dalam buku
kontrofersinya The Origin of Species by Means Natural Selection (1859)
dengan teori evolusinya, ia menolak teori yang telah lama dipercayai Gereja
yaitu teori cratio ex nihilo. Dengan
teorinya tersebut, Darwin mencoba memisahkan interfensi Tuhan dalam penciptaan
alam dan kehidupan mahluk hidup di dunia ini. Atheisme berpuncak pada deklarasi
kematian Tuhan pada tahun 1882 oleh Friedrich Nietzsche (1844-1900 M) melalui
bukunya The Gay Science.
Kedua faham inilah yang merasuki masyarakat Eropa dari mulai
akhir abad ke 17 masehi sampai sekarang, sebagai konsekwensi sekaligus rival
atas kebobrokan otoritas gereja yang selama beratus-ratus tahun bangsa Eropa
merasa di bodohi dan di kekang olehnya. Sehingga mereka menamakan jaman sebelum
revolusi dan reformasi sebagai The Dark Age dan menamakan jaman
setelahnya sebagai Renaissance.
Kita sebagai umat Islam mempunyai sejarah masa silam yang
berbeda dengan Eropa, dimana kita mempunnyai kemajuan baik dibidang moral dan
ilmu pengetahuan diamasa lalu. Islam memberikan ajaran yang bisa dipahami oleh
akal manusia, dari mulai masalah ketuhanan sampai masalah kitab suci dan
kenabian, tidak pernah ada pertentangan yang serius didalamnya. Lalu setelah peradaban
kita terpuruk pada abad ke 18 M, haruskah kita menyalahkan dan mengkritik
ajaran Agama Islam di masa lalu (Turats) yang sudah terbukti berjaya
beratus-ratus tahun?, haruskah kita ikut-ikutan mengkritik -sebagaimana orang
Eropa terhadap agama kristen- ajaran agama kita dari mulai masalah ketuhanan,
kitab suci, kenabian, hadits nabi dan lain sebagainya, padahal masalah-masalah
tersebut sudah diakui dan tidak ada perselesihan serius selama berabad-abad
sebelum masa keterpurukan?, apakah keterpurukan peradaban kita sekarang
disebabkan masa lalu kita atau disebabkan kesalahan kita dalam memahami Islam?,
lalu haruskan kita mengadopsi seluruh peradaban barat sebagai upaya memajukan
kembali peradaban kita? Ataukah kita kembalikan pemahaman kita sebagaimana yang
difahami orang-orang Islam dimasa keemasan peradaban Islam?.
Liberalisme Sebagai Ideologi Baru
Liberalisme mempunyai makna yang berubah-ubah dari mulai
kemunculannya sampai sekarang, disebabkan penggunaan kata ini yang berubah dari
masa ke masa. Sehingga para ilmuan sekarang sangat sulit memberi batasan dan
pengertian yang Jami`an mani`an. Namun ilmuan sepakat bahwa liberalisme
berasal dari kata liberal yang berarti kebebasan. Kata ini pertama kali
digunakan oleh suatu partai di Spanyol pada tahun 1810 masehi, sedangkan faham
liberalisme pertama adalah liberalisme dalam politik yang di usung oleh John
Lock (1704 M), dimana dia membentuk ideology baru yang memberikan kebebasan
masyarakat dari kekangan pemerintahan gereja pada masa itu. Disusul Adam Smith
(1790 M) mengusung liberalisme dalam Ekonomi, yang memberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk menjalankan perekonomiannya tanpa intervensi dari pemerintah
gereja.
John Stuart Mal (1806-1873 M) dalam bukunya On Liberty
( buku ini menjadi sandaran kaum liberalis muslim seperti Toha Husain, Husain
Haikal dan lain-lain), memberi pengertian yang lebih luas tentang liberalisme,
berbeda dengan filsafat Lock dan Smith yang terbatas hanya dalam masalah
politik dan ekonomi. Dia mengatakan bahwa "buku ini tidak membahsa masalah
kebebasan kemauan (huriyyah iradah) seperti yang di jelasankan filusuf
terdahulu, akan tetapi buku ini membahas kebebasan komunitas suatu
Negara." Dia memberi pengertian kebebasan dengan apa yang menjadi masalah
individu maka itu hak individu dan apa yang menjadi masalah masyarakat maka itu
hak masyarakat. Selanjutnya dia mengomentari masalah agama, bahwa komunitas
beragama tidak termasuk liberal sebab mereka dikekang oleh oleh kesewenangan
agama itu sendiri. Dia mengkritik kepada seluruh agama dan kepada masyarakat
yang fundamental dalam menjalan ajarannya. Dia juga mengkritik atas pelarangan
penjualan munuman keras dan haramnya daging babi oleh agama Islam.
Liberalisme yang pada awalnya sebuah kesadaran akan diri
manusia yang mempunyai kebebasan untuk memilih dan kesadaran akan kepemilikian
akan dirinya dan akal pikirannya, menjadi suatu world view dan ideology
baru yang mengkritik atas kekangan gereja dari masalah pemerintahan dan ekonomi
sampai masalah keberagamaan. Dari faham ini, -yang menjadikan akal sebagai
Tuhan mereka- telah melahirkan beberapa faham baru dalam alam Barat baru,
setelah keruntuhan otoritas gereja. Seperti: Sekulerisme, Demokratisme,
Humanisme, Komunisme, Darwinisme, Sosialisme, Kapitalisme dan lain sebagainya.
Produk ini tidak saja mempengaruhi world view bangsa
Barat,- yang sebelumnya memegang teguh ajaran Kristen- akan tetapi telah
mempengaruhi agama-agama yang lain. Karena agama-agama lain memandang
keberhasilan perdaban yang diciptakan mereka. Agama Yahudi, yang sejak tahun
1492, 80000 bangsa Yahudi harus menerima pengusiran dari Negara Spanyol atas
penguasa Ferdinand dan Isabella, menjadikan mereka sebagai bangsa pengungsi
sekaligus menjadi bangsa yang terpuruk. Walaupun mereka merupakan bangsa yang
taat terhadap agamanya, namun banyak diantara mereka yang terpengaruhi arus
Liberalisasi Barat. Spinoza merupakan salah satu tokoh sekuler Yahudi sekaligus
dia merupakan tokoh penting pengusung Demokratisme.
Abad 13 M merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan
dalam Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara
lain penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan
meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul
Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang dipimpin
oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400 kapal. Napoleon
mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota tersebut. Napoleon
membangun kerajaan di Mesir kemudian ia membawa kaum intelektual dan bersamanya
sebuah perpustakaan yang penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah
laboratrium ilmiah dan sebuah mesin cetak berhuruf Arab.
Kaum muslimin harus rela kehilangan kesejahtraan dalam hidupnya dan kehilangan
berbagai cabang keilmuan akibat penjajahan yang menyedihkan. Sehingga mereka
tidak bisa mengenbangkan kembali Ilmu Pengtahuan yang diwariskan para
leluhurnya.
Penjajahan terhadap Negara-negara Islam oleh kolonialis
Barat, merupakan dampak dari teori-teori yang di buat oleh kaum liberalis.
Mereka bukan saja menjajah untuk mengeruk sumber daya alam yang ada, akan
tetapi mereka juga memaksakan ajaran-ajaran liberalnya diterapkan
dinegara-negara jajahannya. Lord Cromer merupakan tokoh tipikal kolonialis, dia
menganggap masyarakat Mesir merupakan masyarakat bodoh sehingga perlu
dikolonialisasi demi kepentingan mereka. Dia juga mengubah pengadilan syariat
dengan pengadilan sipil. Di Indonesia kita mengenal
Snouck Hurgronje sebagai oreintalis Belanda, dia melemahkan Islam, dalam bidang
politik, pemerintah kolonial harus mencegah setiap usaha yang akan membawa
rakyat kepada fanatisme dan Pan-Islam.
Masuknya paham liberal dalam Islam bukan saja melalui
penjajahan saja. Orang-orang Islam sendiri merasa perlu mempelajari peradaban
Barat sebagai bangsa yang memegang peradaban dunia sekarang. Muhammad Ali Pasha
pada tahun 1826 mengirimkan Rifaat at-Thathawi- sebagai pengagum Ali Pasha
sekaligus putra Mesir pertama- untuk belajar ke Paris. Di Prancis dia belajar
bahasa Prancis, sejarah klasik, mitologi Yunani, geografi, aritmetik dan
logika. Rifaat sangat mengagumi kota Paris sebagai kota yang teratur,
masyarakat berpendidikan tinggi, suka bekerja keras dan membenci kemalasan.
Sepulang dari Paris dia bekerja di biro penerjemah yang baru di bentuk, yang
bertujuan supaya karya-karya barat bisa di baca oleh masyarakat Mesir pada
waktu itu. Rifaat menginginkan Mesir mencontoh barat dan membuka kejumudan
mereka. Orang Islam yang belajar ke Barat-yang kemudian pemikirannya menjadi
Liberal- bukan saja datang dari Mesir, dari Afrika Selatan kita kenal Farid
Esack (1959 M), Fazlur Rahman (1919 M) dari Pakistan, Thaha Husein (1889-1973)
dari Mesir, Frithjof Schuon (1907 M ) dari Swiss, Nurchalis Majid dari
Indonesia dan lain-lain.
Fundamentalisme Sebagai Rival
Atas Liberalisme
Dunia akhir-akhir ini bayak dibanjiri kata-kata baru,
terutama kata-kata yang mencoba menyudutkan Islam, seperti Terorisme,
Fundamentalisme, Radikal, Militan, dan lain sebagainya. Supaya kita tidak
terjebak dengan kata-kata itu, lebih baik kita telurusuri makna asli dari kata
tersebut.
Fundamentalisme secara Terminologi berasal dari kata Fundamental
yang mempunyai makna basic and important ( mendasar dan penting) seperti
pada kalimat There is a fundamental difference between your opinion and
mine.Dan Ism yang berarti faham. Kata ini
pada mulanya, muncul ketika agama Kristen banyak dikritik oleh kaum
liberalis, kemudian banyak muncul kaum Kristen fundamental yang mengadakan
perlawanan atas ajaran mereka. Pada sebuah rapat Nothern Baptist Convention
tahun 1920, Curtis Lee Laws mendefinisikan "Fundamentalis" sebagai
seorang yang siap untuk merebut kembali wilayah yang jatuh ke Antikristus dan
melakukan pertempuran agung untuk membela dasar-dasar agama.
Bulan Agustus 1917, William Bell Riley berunding dengan A.C. Dixon (1854-1925
M) salah seorang editor buku The Fundamentals, dan revivalis Reuben
Torrey (1856-1928 M), memutuskan untuk membuat World Christian Fundamentals
Association (WCFA) yang bertujuan untuk menyebarluaskan intrerpretasi
injil. Kemudian pada tahun 1920, William Jennings Bryan (1860-1952 M), seorang
politisi dari kubu Democrat yang juga seorang Presbiterian, dia melancarkan kampanye menentang diajarkannya teori
evolusi disekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Menurut pandangannya, bahwa
darwinismelah yang bertanggung jawab terhadap kekejaman Perang Dunia I.
Dalam bahasa Arab kata Fundamentalisme diartikan Ushuliyyah
yang berasal dari kata Ushul dan mempunyai arti tidak jauh berbeda
dengan kata Inggrisnya, yaitu dasar, pokok, pondasi seperti dalam ushul
fikh, kita mengenal pengertian Ushul sebagai ma bunia
alaihi ghairuhu. Islam mempunyai ushul sebagai landasan ajarannya,
seperti Al-Qur`an, as-Sunnah, ilmu Tafsir dan Ushul-nya, Ilmu hadits dan
Ushul-nya, Fikih dan Ushul Fikh-nya.Jadi Ushuliyyah
adalah orang-orang yang memegang teguh pokok-pokok ajaran suatu agama.
Sehingga penulis berkesimpulan bahwa kata
Fundamentalisme ataupun Ushuliyyah tidak mempunyai konotasi negative dan
penulis tidak setuju jika orang-orang yang menjalankan agama Islam secara
berlebihan- seperti mengadakan pembunuhan atas nama agama, jumud, gerakan takfir,-
dinamakan fundamentalisme atau Ushuliyyah, karena mereka bertentangan
dengan ushul Islam. Kalaulah mereka mau dikatakan sebagai fundamentalis hanya
karena mempunyai rujukan dalil, orang liberalis-pun menggunakan dalil al-Qur`an
dan as-Sunnah dalam menguatkan fahamnya. Bagi penulis kata Ushuliyyah
lebih tepat ditempatkan bagi orang-orang yang benar-benar memegang teguh ajaran
Islam yang sesuai dengan Al-Qur`an, Sunnah, atsar sahabat dan mashadir
Islam lainnya.
Modernisme Islam Sebagai Konsekwensi
Logis Atas Keterbelakangan Peradaban Islam
Sebagaimana telah disebutkan di mukaddimah, bahwa ketika
suatu perdaban terpuruk maka dengan secara otomatis akan meniru perdaban yang
lebih unggul. Jepang, setelah pengeboman Nagasaki dan Hirosima mereka
mengadopsi kemajuan barat dalam teknologi dan pendidikan, sehingga hanya dengan
waktu kurang dari 50 tahun, Negara mereka sudah bisa bersaing dengan barat.
Malah sekarang mereka tidak membutuhkan lagi bahasa Inggris sebagai bahasa
International untuk mempelajari kemajuan barat dalam ilmu pengetahuan dikarenakan
mereka sudah mempunyai segalanya tentang Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam lebih awal daripada Jepang dalam keterpengaruahnnya
oleh kemajuan barat, terbukti Muhammad Ali Pasha pada tahun 1826 mengirimkan
Rifaat at-Thathawi, pengagum Ali Pasha sekaligus putra Mesir pertama, untuk
belajar ke Paris. Di Prancis dia belajar bahasa Prancis, sejarah klasik,
mitologi Yunani, geografi, aritmetik dan logika. Rifaat sangat mengagumi kota
Paris sebagai kota yang teratur, masyarakat berpendidikan tinggi, suka bekerja
keras dan membenci kemalasan. Sepulang dari Paris dia bekerja di biro
penerjemah yang baru di bentuk, yang bertujuan supaya karya-karya barat bisa di
baca oleh masyarakat Mesir pada waktu itu. Rifaat menginginkan Mesir mencontoh
barat dan membuka kejumudan mereka. Modernisasi Islam juga di Usung oleh
Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 M), pada tahun 1871 al-Afghani datang ke Mesir
membawa misi yang mirip dengan Rifaat, namun dia tidak tunduk terhadap barat,
malah banyak juga gagasan Rifaat yang ia tolak, dia menginginkan reformasi
dalam Islam bukan revolusi ala barat.Ide
modernisasi ini di sambut baik oleh Muhammad Abduh (1849-1905 M) sebagai sohib
dekat al-Afgani, dan Rasyid Ridha (1865-1935 M) selaku pengagum berat
al-Afgani, mereka mempunyai misi-misi reformasi diantaranya, pertama,
mengembalikan faham umat Islam kepada salaf ash-shalih sebelum terjadi ikhtilaf,
Kedua, Mengusung faham Washatiyyah
sebagai faham kebangkitan Islam, antara menolak jumud (taklid) kepada salaf
dan taklid terhadap westrnisasi dengan tetap mempelajari ilmu
pengetahuan dari mereka, Ketiga, Mengusung kebebasan berpikir, Keempat,
Membersihkan akidah dari khurafat, bida`ah dan ke-musyrik-an,
kelima, menjaga keagungan syariat Islam dan bahasa Arab beserta
ilmu-ilmu ushul-nya, keenam, memberikan penjelasan kepada umat
Islam, tentang perbedaan ajaran Islam dengan adat istiadat bangsa Arab, ketujuh,
menjaga kesatuan umat Islam, kedelapan, Menyebarluaskan faham ihya
ad-Din dan Tajdil al-Islami keseluruh dunia Islam. Kesembilan, mengadakan
perbaikan dalam masalah politik dan ekonomi.
Walaupun al-Afgani dan Abduh mempunyai manhaj yang berbeda
dengan para modernis lainya, namun pemikiran mereka tidak terlepas dari
pengalaman mereka dalam perjalanannya ke Barat. Di Barat mereka banyak bertemu
dengan tokoh-tokoh seperti Muhammad Abduh bersahabat dekat dengan Comte, Tolsoy
dan Herbert Spencer. Begitu juga al-Afgani banyak
berdebat dengan tokoh pilologi, Ernest Renan (1823-1892 M), dimana Renan banyak
mengkritik Islam sebagai agama yang terbelakang dan bahsa arab sebagai bahasa
yang miskin dan tak akan mampu beradaptasi dengan jaman modern. Sehingga mereka kadang menyalahi misi mereka
mengembalikan pemahaman Islam kepada salaf ash-Shalih sebelum terjadi Ikhtilaf.
Terbukti mereka mempunyai faham berbeda dengan salaf ash-Shalih,
diantaranya, Pertama, Tidak mempercayai hal-hal yang bersifat mistik
(Ghaib) yang bertentangan dengan akal sehat, seperti, menafsirkan Jin dengan
Bakteri, dan kurang mempercayai tentang mukzijat. Rashid Ridha pernah
mengatakan "kalaulah bukan al-qur`an yang menceritakan tanda-tanda
kekuasaan yang dipergunakan untuk memperkuat kenabian Isa dan Musa, tentu
akan lebih banyak orang barat yang menrima kebenaran dan petunjuk dikarenakan
kebebasan berpikir mereka. Karena kebenaran itu betul-betul dibangun atas
logika dan epistemologi yang sesuai dengan fitrah manusia." Kedua,
menolak hadits non aplikatif dan hanya menerima hadis fi`liyah
(aflikatif), Ketiga menolak hadis Ahad seperti tentang turunnya nabi Isa
dan lain-lain, Keempat, meragukan dalam penulisan hadis di masa nabi dan
sahabat, meragukan kredibelitas Sahabat, dan mempunyai anggapan bahwa terdapat
beberapa hadits Dhaif dalam shahih bukhari dan Muslim.
Sehingga penulis mempunyai kesimpulan bahwa misi modernisme yang
dibawa mereka merupakan hasil gesekan pemikiran mereka dengan tokoh-tokoh renaissance
Eropa terutama kaum Deisme.
Penutup
Islam merupakan agama penyempurna dari ajaran-ajaran
ketauhidan yang di bawa para Nabi sebelumnya sekaligus rival atas kebudayaan
Jahiliyyah Arab pada masa tersebut. Sehingga Islam yang diturunkan
melalui Rasulullah Saw. merupakan agama terakhir yang sempurna untuk menjadi world
view bagi seluruh umat manusia.
Islam dengan Kesempurnaan ajarannnya, telah membawa manusia
mempunyai keteraturan dalam hidupnya . Dan kesemuanya ini telah dibuktikan
selama berabad-abad. Sehingga kita tidak perlu mengkritiknya kembali, seperti
kritikannnya para resainessancer Barat terhadap agama Kristen. Adapun
keterbelakangan umat Islam di masa sekarang terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan disebabkan ajaran Islam itu sendiri, akan tetapi dikarenakan
umatnya tidak mengamalkan ajarannya secara komprehensif. Terbukti Islam di abad
ke-8 sampai abad ke-12 masehi, mempunyai segudang ilmuan yang jago dalam
Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Mereka tidak mengkritik dulu ajaran Islam untuk
mencapai itu semua karena Islam tidak pernah melarang umatnya untuk sukses di
dunia, malah Islam menganjurkan kepada umat Islam untuk menuntut Ilmu dari
mulai dilahirkan sampai akhir hayat tiba.
Penulis mengajak kepada seluruh umat Islam diseluruh penjuru
untuk mengamalkan ajaran Islam secara kaffah, Jangan silau dengan
kemajuan barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi karena kita sudah lebih
dulu menggapainya. Perlu diketahui, walaupun Barat maju dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi akan tetapi mereka terbelakang dalam masalah moral. Tinggalkan
kemalasan dan kejorokan yang sudah mendarah daging selama ini. Kita mencontoh
para Ilmuan kita yang gigih dalam mencari ilmu sehingga kita mencapai
kesuksesan di dunia dan akhirat.
Wallahu a`lam bi ash-shawab.
* Di obrolkan dalam sidang Dewan
Buhuts al-Islami di Rumah Perwakilan. Persis Mesir pada hari Ahad, tanggal 11
September 2005.
** Penulis adalah santri fakultas Hadits wa Ulumihi, tingkat
III pada Universitas al-Azhar Syarif Kairo
M.M Sharif, M.A, A History of Muslim Philosophy, Ahlu
Bayt Digital Islamic Liblary Project Pakistan.
Dr. Sharif Kaf Al-Ghazal, The Influence of Islamic Philosophy and Ethics on The Development
of Medicine During The Islamic Renaissance, Islam online. net tanggal 9
januari 2005.
3. Sunaryo, Transmisi Kebudayaan Yunani
Dalam Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran Islam
Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of Islamic Thought Indonesia.
4. Dr. Umar A.M. Kasule, Revolusi Ilmu Pengetahuan: Kenapa
Terjadi di Eropa Bukan di Dunia Islam, Jurnal Islamia Thn. I no. 3
September-November 2005, 81.
5. Peripatetik
yang dalam bahasaArab dikenal dengan nama al-Masyai’yyah berarti orang
yang berjalan, diambil dari kebiasaan Aristoteles yang selalu berjalan-jalan
dalam mengajar.
6.
Sunaryo, op cit.
Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme
dalam Islam, Kristen dan Yahudi, Penerbit Mizan, cetakan III Oktober 2002 M,
hal 92-93.
DR. Safar bin Abdurrahman Al-Hawali, Al-Ilmaniyyah;
Nasyatuha wa tathowuruha wa atsaruha fi hayati al-Islami al-Mu`ashirah.
Hal. 57-59, tanpa tahun dan penerbit.
Karen Armstrong, Sejarah Tuhan; Kisah Pencarian Tuhan Yang
di Lakukan Oleh Orang-Orang Yahudi, Kristen Dan Islam Selam 4000 Tahun,
Penerbit Mizan, Cetakan VII 2004, hal.397
Menurut Edward Pococke, Profesor bahasa arab pertama di
Universitas Oxford, menyatakan kepada Newton bahawa kata Latin "Deus"
berasala dari bahasa arab "du" yang berarti Tuhan. Lihat Karen
Amstrong, Ibid. 395
Abdu ar-Rahim bin Somail as-Silmy, al-Libraliyah;Nasy`atuha
Wa Majalatuha, Tanpa penerbit dan tahun.
Karen Armstrong, Berperang Demi Tuhan;
Fundamentalisme Dalam Islam, Kristen dan Yahudi, Penerbit Mizan
Bandung, cet.III,2002, hal. 3-36.
Miranda Steel, Oxford Wordpower; dictionary for learners
of English, Oxford University Press, 2002, hal. 278
Presbiterian adalah sebuah gerakan Calvinisme yang didirikan
di Scotlandia. Gerakan ini berkomitmen melakukan reformasi kepercayaan
berlandaskan al-kitab.
Faham Washathiyyah diambil berdasarkan dalil al-Quran
Surat Al-Baqarah: 143. Ulama tafsir berbeda pendapat dalam mengartikan kata ummatan
washathan dalam ayat tersebut, Ibn Katsir memberi pengertian, bahwa Umat
Islam merupakan umat yang paling mulia dibandingkan umat sebelumnya sehingga
mereka bisa memberi persaksian di akhirat terhadap para nabi sebelum nabi
Muhammad Saw., sedangkan Prof. Dr. Wahbah Zuhaily besrta pengusung faham Washathiyyah,
memberi pengertian, bahwa umat Islam selalu mengambil pertengahan dalam
menghadapi berbagai masalah, yakni, tidak ifrath wa tafrith, antara
dunia dan akhirat ( Lihat Prof. Dr. Wahbah Zuhaily, Tafsir al-Munir,Dar
al-Fikr Beirut, Cetakan II 2003, Jilid I, 369. al-Hafidz Ibn Katsir, Tafsir
al-Quran al-`Adzim, Dar al-Hadits Kairo 2003,Jilid I, 239. Muhammad Imarah,
Azmah al-Fikriyyah al-Mu`asirirah, Dar al-Fikr, Beirut
)
Lihat Muhammad Hamid an-Nashir, Modernisasi Islam;
Membedah Pemikiran Jamaluddin al-Afghani hingga Islam Liberal, Darul Haq
Jakarta, 2004, 31-76.
http://fauzidex.multiply.com/journal/item/11