Hai Dear, wellcome to my Blog

Senin, 24 Agustus 2020

Dari Kerajinan Amai SEtia, hingga Kerajinan Tali Kur

              Dahulu, zaman penjajahan Belanda perempuan tidak boleh pintar. Harus dirumah saja, urus keluarga. Hingga muncullah gerakan-gerakan perlawanan dari kaum perempuan, salah satunya dari daerah Koto Gadang, Kabupaten Agam. Diprakarsai oleh Rakena Putri. Mereka mendirikan sebuah perkumpulan usaha yang diberi nama dengan Kerajinan Amai Setia, pada tahun 1911.

          Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah mudah, bermacam rintangan dilalui oleh para perempuan masa itu. Mereka menghasilkan beragam kerajinan, kemudian dijual, hingga perempuan perempuan tersebut memiliki penghasilan meskipun tidak sekolah.

              Melihat semangat juang mereka, selaku generasi muda saat ini, saya merasa tergugah untuk tetap melanjutkan perjuangan mereka, dengan membuat beragam kerajinan menarik dari rumah. Kali ini, saya memilih kreasi macrame berbahan tali kur dan benang rajut.



          Menurut saya, perempuan harus punya kemampuan, untuk menjadi tameng bagi dirinya sendiri. Zaman sekarang, semua sudah bebas nerekspresi, dan akses juga sangat dipermudah. Tidak ada kendala lagi yang menjadi alasan untuk perempuan hanya berpangku tangan dirumah, menanti jatah uang belanja dari suami.



              Kita juga bisa menjadi pejuang tangguh, meskipun hanya dirumah saja kita bisa memperoleh penghasilan, minimal untuk memenuhi kebutuhan kita sehari hari. Saat ini, bahkan sudah banyak kelompok atau grup grup yang memberikan pelatihan kepada peremouan, yang mau berusaha untuk merubh nasib diri. Bahkan ada yang memberikan pelatihan secara gratis, apa lagi yang menjadi kendala bagi kita. Tinggal semangat yang harus kita munculkan dari diri pribadi kita untuk berani mengambil langkah untuk merubah nasib kita depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar