Cerita keberangkatan ku menuju
pasaman barat.
Di atas bus, aku mengambil posisi
duduk di depan.
Kemudian ketika di jalan ku temui
banyak orang-orang yang minta sumbangan untuk membangun mesjid, bisa dibilang hamper
tiap 2 kilometer. Menurutku sih itu hal yang wajar, karena sepanjang jalan dari
padang panjang menuju payakumbuh hal itu adalah yang lumrah. Ditambah lagi,
seperti yang pernah dituturkan oleh Professor kami Bapak Maidir Harun, tipikal
mesjid orang Indonesia pembangunannya hamper sebagian besar menunggu sumbangan
dari rakyat, makanya mesjid itu jarang yang cepat jadi. Kali ini, aku
mengeluarkan uang pecahan 5000 untuk peminta sumbangan itu, lalu muncullah
celotehan spontan dari para knek bus yang ku tumpangi, katanya “Lah di
aspal jalan menuju surgo yo diak’ hahaha”.. Aku terkejut mendengar
ocehan mereka, ternyata beda kepala memang beda tafsirannya. Buatku yang
mungkin selama ini berada dalam lingkungan agama, bersedekah merupakan hal yang
wajar dan biasa. Namun, jika dilihat dari sudut pandang orang-orang yang mungkin
tak terbiasa akan hal-hal seperti itu malahan beramal sedekah dijadikan sebagai
bahan ejekan dan cemoohan yang diibartkan sebagai pengaspal jalan menuju
syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar