MAKALAH
Tentang
Zaman Renaisans
Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan pada
mata kuliah
Sejarah
Dunia II
Oleh:
Nilma Yola :
110 173
Luciana Purnama P : 110 097
Dosen Pembimbing:
Drs. Herman
JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (B)
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1432 H/ 2011 M
PEMBAHASAN
A.
Konsep Zaman Renaisans
Secara etimologis, renaisan berasal dari bahasa perancis
yaitu kata re (yang berarti kembali ) dan naitre (yang berarti lahir ). Sedangkan dalam bahasa inggris disebut Renaissance atau
dalam bahsa Italia , Renascimento yang mempunyai arti kelahiran kembali.
Dengan kata lain renaisan adalah kelahiran kembali. Dalam
konteks sejarh barat, istilah ini mengacu kepada terjadinya kebangkitan kembali
minat yang sangat besar terhadap kekayaan warisan atau tradisi yunani dan
romawi kun dalam berbagai aspek terutama aspek filsafat. Manusia renaisan
begitu bersemangat mempelajari karya-karya pemikir agung yunani seperti
Socrates, plato, aristoteles (Herman, 2006 : 2).
Zaman renaisans abad ke 14 hingga abad ke 16 merupakan salah
satu titik diantara titik-titik pada garis panjang atau garis kontinue sejarah
peradaban dunia terutama sejarah barat atau Eropa. Zaman ini merupakan bagian
dari abad keemasan dalam perjalanan sejarah peradaban barat atau Eropa.
Zaman renaisan merupakan titik awal dari perjalanan sejarah
peradaban eropa yang secara umum disebabkan oleh :
1.
Pada zaman
renaisan manusia berhasil mencapai prestasi gemilang dalam berbagai bidang
kehidupan seperti seni music, seni lukis, filsafat dan lain sebagainya.
2.
Terjadinya
kembali kebangkitan terhadap minat yang sangat mendalam untuk kembali
mempelajari dan menggali kekayaan intelektual warisan yunani dan romawi kuno.
3.
Terjadinya pemberontakan-pemberontakan
terhadap Gereja yang kemudian memunculkan kebebasan intelektual dan beragama. Kelahiran
zaman renaisan juga dikondisikan oleh adanya konflik yang cukup serius antar
agama dengan ilmu pengetahuan. Kaum cendekiawan, filosof dan ilmuan secara
bersama-sama melawan dogma atau doktrin dari gereja sebagai standar kebenaran
mutlak.
B. Latar
Belakang
Renaisans yang secara
harfiah bias berarti kelahiran kembali adalah salah satu periodisasi Eropa
setelah periede klasik dan pertengahan.
Renaisans muncul
sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola piker
masyarakat pada saat itu dalam memehami dalam berbagai hal kehidupan dimana
pada saat itu pengaruh gereja sangat besar.
Paska Perang Salib
membuka mata masyarakat Eropa bahwa mereka menyadari betapa tertinggalnya
mereka dibandingkan umat Islam yang pada saat itu sangat berjaya. Mereka
menyadari kebodohan masyarakatnya yang terbelenggu dalam doktrin-doktrin gereja
hingga sebagian masyarakat bahkan pemimpin kerajaan ada yang tidak mampumenulis
dan membaca. Pengajaran tefokuskan dalam sekolah atau asrama dan itupun
terbatas pada mereka yan hendak yang menjadi pendeta.
Ajaran-ajaran periode
klasik Eropa, seperti Aristoteles, Plato, dan lain-lain tenggelam dalam kultur
Ketuhanan, karena hanya itu yang diajarkan di sekolah asrama. Dampak Perang
Salib memang sangat besar, dimana mobilisasi besar-besaran oleh kerajaan dan
pimpinan gereja memjelajahi wilayah hingga sampai di Jerusalem membuat mereka
berinteraksi dengan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya, meskipun mereka
gagal menguasai Jerusalem, mereka membawa pulang kajian-kajian yang sangat
berharga dari penjelajahan wilayah itu:
- Teknis penemuan kompas laut
- Kincir angin, dsb.
Mereka juga dapat
mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri Timur yang
lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah pasar
khusus untuk barang-barang Timur, orang barat menyadari kebutuhan akan
barang-barang itu dan karena kepentingan ini perdagangan antara Timur dan Barat
berkembang. Dari pengalaman tersebut muncullah inisiatif
dari mereka untuk merubah nasib mereka ke depannya (Poesponegoro, 1988 : 30).
Secara kausalitas,
kelahiran zaman Renaisans juga tidak terlepas dari faktor ekinomi yaitu
perkembangan pendapatan di Italia dan beberapa daerah di kawasan Mediterania.
Pada awalnya bercirikan masyarakat agraris yang berorientasi pedesaan. Namun,
setelah terjadinya perkembangan kapitalisme yang berkembang pesat, maka
masyarakat agraris berorientasi tersebut kemudian berubah menjadi masyarakat
kapitalis yang berorientasi kota.
Selain itu, penyebab
lainnya yaitu keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium
Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya
Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium)
pada tahun 1453 M.
Romawi Timur
(Byzantium) adalah Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang
supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian besar diandalkan
kepada Byzantium.
Jatuhnya kekaisaran
Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan Eropa. Tadinya
mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol atas
Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan dikuasainya Spanyol
dan Portugal oleh Ummat Islam, lalu menyusul penaklukan kaum Muslimin atas
negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania dan seluruh Balkan oleh Ummat Islam
yang bersatu (Thohir, 2004: 110-112).
Tadinya orang-orang
Eropa seperti menyerahkan nasibnya sambil mundur kepada kemasa bodohan, laut
sebagai dinding yang menganga kosong yang tidak dapat menahan kekalahan mereka.
Akan tetapi dengan lahirnya renaisans, mereka lalu bangkit dan menjadikan laut
yang berada di belakang punggung mereka sebagai jalan raya menuju suatu
kehidupan baru. Laut itu mereka seberangi dengan mengharungi samudera luas,
mereka akhirnya menyinggahi tanah-tanah dan pulau-pulau, lalu mereka jadikan
tanah jajahan, siapa yang duluan datang ialah yang memilikinya (Supriyadi, 2008:
44-46). Itulah suatu pertanda lahirnya
renaisans di Eropa.
C.
Perkembangan Renaisans
Renaisans sebagai
suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya sekitar tahun 1500.
Renaisans di Italia
Renaisans pertama
kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Mula-mula renaisans
berkembang di kota Florence.
Di Italia pelindung
renaisans selain para kapitalis adalah Paus Yulius II (1443-1513) dan Paus Leo
X (1475-1521) yang memberi dorongan kepada para sarjana dan seniman.
Di samping itu, peran
golongan Paura sangat besar tepatnya sejak abad ke-XIV yaitu tahun 1300, dimana
berkembangnya tradisi intelektual yang mengajarkan membaca, menulis dan
berhitung untuk kepentingan ekonomi khususnya perdagangan yang terlepas dari
perhatian gereja.
Seperti telah
disinggung di muka, kekalahan di Perang Salib membawa dampak yang luar biasa
untuk Eropa, salah satunya adalah dikenalnya rute-rute perdagangan di sekitar
Laut Tengah. Dan juga ilmu-ilmu navigasi yang mendukung perkembangan
transportasi laut. Oleh karena itu para Paura, di Florence berhasil menjulang
kekayaan dari jalur perdagangan baru hasil interaksi orang-orang Islam. Para
Paura ini memiliki banyak waktu untuk meluangkannya dengan memperhatikan
pengetahuan serta memikirkan soal-soal lain yang berkembang di masyarakat.
Perlahan gaya hidup seperti ini meluas di kalangan masyarakat Eropa, melebar di
wilayah-wilayah gereja. Bagi mereka kehidupan itu tidak hanya bersifat
fatalistic dalam pemikirannya, namun juga harus memikirkan bagaimana cara
menikmati anugrah yang telah Tuhan berikan untuk manusia. Bagi para Paura
usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia bukan hanya akhitarsentris meliankan
juga dapat mengangkat dan memuliakan mereka yang sadar akan harga dirinya.
Salah satu keluarga
yang termasyur dikalangan Paura pada saat itu ialah Keluarga Medici yang
memiliki masalah dengan system kepausan dan menjadi penyokong keuangan dengan
usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan
seniman memiliki kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan masalah
keuangan dan mendapatkan perlindungan. Keleluasaan ini didukung dengan tidak
adanya kekuasaan dominant di Florence, dalam arti kota ini dipengaruhi secara
bersama oleh bangsawan dan pedagang. Dengan kebebasan besar itu, para seniman
bias berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang mengangkat nama banyak
seniman terkenal. Melalui Gilda ini seniman mendelegasikan pekerjaan,
kerjasama, hingga mendidik bakat baru.
Renaisans yang
dimotori oleh kaum Paura ini memberikan efek yang luar biasa pada semua usaha
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi pemikiran-pemikiran maupun
aspek kesenian itu sendiri, dimana kontribusi para polymath (orang yang
meiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo Da Vinci
maupun Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan renaissance men (tokoh
laki-laki renaisans).
Kemudian, zaman
Renaisans juga membangkitkan semangat dan kegairahan untuk mempelajari kembali
karya-karya besar Yunani Klasik, terutama karya-karya Plato dan Aristoteles
(Herman, 2006:12).
Penggalian tersebut
kemudian mendapat tantangan besar dari gereja, karena dianggap merongrong
kewibawaan gereja. Untuk menindak tegas pembangkangan yang dilakukan tersebut,
maka paus di Vatikan menggalang solidaritas atas nama menyelamatkan wibawa
agama dan gereja. Namun penggalian tersebut mendapat sambutan dar raja-raja di
sebelah utara semenjung Italia yang nyata-nyata telah muak melihat keserakahan
Paus beserta pengikutnya.
D.
Dampak Renaisans terhadap Eropa
Seperti yang sudah
disunggung sebelumnya, masyarakat Eropa pada masa renaisans cenderung
individualistis. Terdapat banyak sekali pengghargaan-penghargaan terhadap hasil
karya individu. Kemudian dengan jelas mereka memisahkan urusan dunia dengan
akhirat. Karena menurut mereka, peradaban Eropa akan maju jika keduanya tidak
dicampur adukan.
Dampak utama dari
renaisans adalah munculnya kembali semangat ilmu pengetahuan. universitas
pertama yang didirikan di Eropa adalah Universitas Oxford pada tahun 1264.
Hingga tahun 1400-an di sana sudah ada sekitar 50 universitas di Eropa.
Pendidikan di sana merupakan hasil simulasi dari naskah-naskah kuno yang
diterjemahkan oleh orang Arab maupun orang Eropa yang belajar di wilyah Islam
ke dalam bahasa latin.
Kemunculan kaum intelektual
ini tentu melahirkan aliran-aliran pemikiran baru yang bersifat rasionalistik
sebagai tantangan dari cara berfikir masyarakat abad pertengahan yang cenderung
fatalistic. Pemikiran yang lahir itu adalah Humanisme, merupakan suatu system
pemikiran, mengenai pentingnya dan dominannya orang dalam kehidupan. Para
Humanis mempelajari kesusteraan klasik Yunani dan Latin, dan mereka sangat
tertarik pada gaya penulisan yang elegan. Mereka juga mengumpulkan
naskah-naskah lama yang kemudian diterbitkan.
Beberapa tokoh
Humanios yang muncul pada saat itu, antara lain Francesco Petrarca atau dikenal
dengan Petrach (1304-1374). Ia mendapatkan pendidikan di Avignon. Lalu masuk
ordo gereja untuk mempelajari studi sastera Yunani dan Romawi Kuno.
Karya-karyanya terkumpul dalam Canzoniere yang diterbitkan pada
tahu1470.
Kemudian Desiderius
Erasmus (1446-1536) dengan karyanya Praise of Folly pada tahun 1511,
yang isinya sebagai suatu sindiran terhadap peran wanita yang pada saat itu
masih terhalang dogma-dogma gereja.
Hingga tahun 1500-an,
Negara-negara Eropa mulai memimpin dunia dalam banyak teknologi penting. Sumber
daya yang tak terbatas, hasil dari penjelejahan dunia, rute perdagangan baru
yang berhasil di cari, lalu reformasi Protestan yang dimotori oleh Calvin dan
Luther, serta persaingan politik di Eropa itu sendiri akhirnya membuat Eropa
menjadi wilayah yang dominan hingga abad ini.
KESIMPULAN
Renaisans yang muncul
di Eropa pada sekitar abad ke-XIV dengan di pelopori oleh golongan Paura
sebagai tantangan atas dominasi gereja dengan dogma-dogmanya yang kadang kala
menyesatkan, berhasil membawa Eropa kepada babak baru dalam sejarah peradaban
dunia.
Namun demikian, tidak
berarti semua gereja mendukung dogma-dogmanya, sebab ada beberapa yang
menentang dominasi gereja justru dari pimpinan gereja itu sendiri seperti Paus
Julius II dan Paus Leo X yang menjadi pelindung gerakan renaisans di Italia.
Hingga pada akhirnya
dengan diwarnai berbagai konflik, dan sebenarnya renaisans itu sendiri
cenderung pada perubahan kebudayaan, maka Eropa mampu menjadi tolak ukur
peradaban dunia sampai dengan sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Herman dan Ilham, Titik Balik Peradaban Eropa,Padang: IAIN
IB-Press, 2006
Marwati Djoened
Poesponegoro, Tokoh dan Peristiwa Dalam Sejarah Eropa Awal Masehi-1815,
Jakarta: UI Press, 1988.
Dedi Supriyadi M.Ag, Sejarah
Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial,
Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
http://fauzidex.multiply.com/20-09-2011/20.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar