Malamang
artinya memasak lemang. Lemang adalah penganan yang berasal dari bahan ketan,
kemudian dimasukkan kedalam bambu yang sudah berlapis daun pisang muda.
Tradisi
ini dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Minangkabau baik di daerah darek
(darat), seperti Solok, Bukitinggi, Payakumbuh, maupun di daerah pesisir pantai
; Padang, Pariaman dan Painan. Entah siapa yang mengawali, ternyata lemang ini
bisa juga kita temui di negara Semenanjung jenis penganan ini.
*
Pada hari kedua belas Rabi’ul Awam sebagai menu pada Acara Maulud Nabi,
*
Pada saat acara perhelatan /acara selamatan.
Lemang
– lemang yang dibuat untuk kepentingan acara diatas, dihidangkan kepada tamu
(atau siapa saja) yang datang pada kegiatan itu. Lamang ini hanya sekedar
kudapan atau penganan belaka.
Ada
yang menghidangkannya pada saat menerima tamu yang berkunjung untuk silaturahmi
untuk menyambut datangnya Ramadhan sebagai event yang penting dalam acara
saling bermaaf - maafan, termasuk pada saat Hari Raya. Bisa juga dihidangkan
ketika sebuah keluarga mengundang warga untuk membaca doa selamat / perhelatan.
Tingkat penghidangan lemang sebagi menu kudapan dianggap sebagai bentuk
penghormatan terhadap tamu – seperti halnya rendang sebagai menu utama dalam
ragam menu hidangan.
Wilayah
Pariaman dan sekitarnya melaksanakan tradisi ” malamang” pada saat acara Maulud
Nabi. Biasanya dilakukan pada hari kedua belas Rabiul Awal. Sementara itu, di
sebagian masyarakat Minangkabau seperti di Solok, tradisi malamang juga
dilaksanakan pada saat memperingati hari kematian. Utamanya pada peringatan
empat belas hari kematian, empat puluh hari kematian atau seratus hari
kematian. Tujuannya tidak jauh berbeda dengan yang lain, yaitu untuk menjamu
tamu.
Cara
memasaknya :
Ketan
yang sudah direndam dengan santan, dimasukkan kedalam bambu yang tahan
pembakaran api. Bersihkan daun pisang yang sudah dilayukan. Fungsi daun pisang
sebagai lapisan dalam bambu seruas yang telah dipersiapkan, selanjutnya
dimasukan beras ketan yang sudah diaduk dengan santan kental serta garam.
Bambu
dibakar dalam waktu tertentu, hingga ketan yang ada didalam bambu itu akan
masak itu. Yang sulit itu, mematok takaran santan dengan garam serta beras
ketan pada satu ruas bambu itu. Begitu pula dengan pengapiannya. Takaran ketan
yang dimasukkan kedalam bambu memerlukan keahlian dan keterampilan, agar ketan
itu tidak menjadi terlalu lembek atau malahan kekurangan santan. Secara awam,
dapat kita perkirakan dengan mengumpamakan memasak ketupat ketan, yang
takarannya adalah 1/2 dari ruang atau ruas ketupat.
Meskipun
lemang dihidangkan sebagai menu kudapan bukan sebagai menu utama, namun lemang
ini akan terasa nikmat bila ditemani tapai ketan hitam. Bahkan ada yang
memakannya bersama rendang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar